Yati mengamati sekelilingnya. Lalu ada yang memanggilnya dengan suara menggema di kamar itu. Suara yang serak dan menakutkan.
"Yaaatttiiii?!" panggilan itu diiringi desisan. Sejenak kemudian, muncullah di hadapannya sosok jin. Tubuhnya berbulu, giginya bertaring, matanya menyala, tubuhnya sebagian ular. Jin itu adalah Siluman Ular.
"Sembah saya Nyai Dewi, Ratu Ular Sejagat."
"Ya, kuterima sembahmu." Grrrrrrrr, ssssttthhhhh, Dewi Ular seperti biasa mendesis. Tampak lidahnya menjulur seperti lidah ular.
"Telah kubunuh dia sesuai permintaanmu."
"Terima kasih, Nyai." Yati tersungging senyumnya dalam sembah itu.
Sebelum Dewi Ular mendatanginya, terlebih dahulu datang kepada Sadikin. Dewi Ular marah dan mengamuk kepada Sadikin karena ia telah lapar.
"Berikan aku bayi, sekarang!"
"Ampuun Nyai, saya belum menemukan Nursam." Sadikin ketakutan dalam sujudnya.
"Grrrrrrrr! Pembohong!" Dewi Ular menyemburkan napasnya mirip angin rebut. Sadikin terpelanting ke pintu. Sedetik kemudian, harta benda yang ada di sekitar Sadikin–di kamar rahasia itu–berjatuhan, seperti figura, guci, dan benda-benda antik lainnya yang ada di lemari.
"Praaanggss!" Lemari pecah. Beling-beling menyemburkan ke wajah Sadikin.
Sadikin yang ketakutan terpaksa berlari keluar rumahnya. Naas, belum jauh berlari, Sadikin terjerembab ke tunggul kayu yang runcing sehingga perutnya tertancap.
"Apakah kau puas sekarang?"
"Belum Nyai, saya ingin Nursam bunuh diri. Buatlah dia menjadi gila karena kehilangan cabang bayinya."
"Baiklah. Besok malam siapkan persembahan untukku."
"Baik, Nyai."
Malam yang dimaksud adalah malam jumat kliwon bertepatan dengan Nursam dirukiah.
***
Malam jumat kemudian, Daud dan Usman sudah siap merukiah Nursam. Sebelumnya, Daud mengeluarkan pelet yang ada di tubuh Nursam dengan dibantu Usman. Mereka berdua duduk di antara Nursam. Daud membuka mata batinnya dan mulai melihat apa saja yang ada pada Nursam.
Ajian Karindangan dengan minyak buluh perindu? Batinnya. Ia terkejut bagaimana bisa ajian Karindangan bisa bersatu dengan minyak itu? Minyak buluh perindu sendiri didapatkan dari bulu hantu mariaban?
"Ini berat Usman, tolong bantu aku. Kau berada di belakangnya. Mulailah baca surah Al-Kahfi!"
"Baik, Daud." Usman pun beranjak duduk ke belakang Nursam.
Nursam yang sedari tadi duduk diam mulai gelisah. Beberapa kali ia meraba tengkuk lehernya. Terasa sangat berat sekali.
"Sebutkan nama lengkapmu dan binti!"
"Siti Nursam binti Sadikin," jawab Nursam. Daud mengangguk. Ia mulai membuka tutup botol mineral dan membaca doa pemusnah minyak. Di akhir bacaannya, "Lahaulawallaquattaillabillah," ujarnya lalu mengembuskan napasnya ke air itu lewat hidung.
"Minum ini!" Nursam pun meminum air mineral yang sudah dibacai Daud. Tak lama kemudian setelah itu, Daud melihat asap hitam keluar dari Nursam. Karena ajian karindangan dalam ilmu baik maka keluarnya juga dengan baik. Namun, minyak buluh perindunya yang ditumpangi hantu mariaban itu masih belum bisa keluar. Seolah ada yang menahannya, yaitu cahaya merah di belakang Nursam. Menurut mata batin Daud, cahaya merah itu milik sosok jin ular.

KAMU SEDANG MEMBACA
KARINDANGAN
Ficción General~Wattys Winner 2021 Kategori Horror~ Nursam hampir bunuh diri dengan apa yang menimpa dirinya. Ia sungguh tak menyangka jika suami yang sangat dicintainya ternyata menipunya belaka. Dia dipelet dan keempat anaknya meninggal tak wajar. The Best Rank...