"Dasar jahanam!" teriak Yudi. Ia sangat marah ketika mengetahui adiknya hendak diperkosa oleh Hermansun.
"Rupanya kau, Mansun. Berani-beraninya kau melakukan hal serendah ini!"
"Mas Yudi?" Hermansun gemetar.
"Maafkan aku, Mas, sebenarnya aku hanya ingin menjadikan Bilqis istriku, itu saja. Aku mencintainya, Kak. Sungguh." Hermansun tampak memelas maaf dari Yudi.
"Kau tidak mencintainya, kau ingin menghancurkannya!"
"Bukkk...." Tinjuan keras melayang ke pipi kiri Hermansun. Pemuda berambut lepek itu terhuyung ke pohon. Seolah tanpa jeda, Yudi kembali melayangkan tendangannya hingga Hermansun jatuh ke tanah. Lelaki itu merangkak berlindung ke belakang Mbah Sutah.
"Mbah, tolong aku, Mbah!" Kini Hermansun sudah duduk di belakang Mbah Sutah yang masih berpejam duduk di depan api unggun.
Tak lama kemudian, datanglah Daud dan rombongan warga. Mereka sempat berpencar mencari Bilqis. Ketika melihat api unggun dari kejauhan, mereka curiga. Lekas mereka menuju arah api unggun. Ternyata Yudi sudah berada di lokasi itu. Daud yang baru saja datang amat terkejut saat melihat wanita pujaannya tertidur di bawah pohon.
"Dasar iblis kalian!" ujar Yudi. Daud melihat ke arah Hermansun. Ia membeliak.
"Mbah Sutah?" ujarnya kaget. Yudi mengernyit.
"Kau mengenalnya, Mas?"
"Minggir Yudi, dia berbahaya." Tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu, Daud malah menyuruh Yudi mundur.
"Bawa pulang adikmu sekarang juga!" Melihat wajah Daud tampak serius. Yudi bergegas membawa adiknya pulang dibantu sebagian warga. Sisanya lima orang lagi tetap menemani Daud.
"Hentikan Mbah Sutah!" Daud meminta Mbah Sutah menghentikan ritualnya. Mbah Sutah masih saja berpejam dalam semedinya.
Daud yang merasa diabaikan Mbah Sutah, melangkah maju. Namun, hanya beberapa langkah, salah satu warga kesurupan. Warga itu menghempas obor di tangannya dan meraung. Menghempas-hempaskan tubuhnya di tanah. Empat orang dari mereka mencoba menenangkan orang yang kesurupan itu. Warga yang kesurupan kadang meraung, kadang menangis, kadang tertawa. Melihat itu, Daud mencoba membuka mata batinnya.
"Astaghfirullahaladzim." Seketika itu bermacam-macam hantu sudah berada di belakang Mbah Sutah yang bersemedi. Warga yang kesurupan itu sedang dirasuki hantu pocong. Warga yang kesurupan memberontak membuat empat temannya lepas kendali. Ia menyerang Daud. Namun, Daud dengan cepat membuat dinding di depannya.
"Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin." Daud menekan kepala lelaki yang kesurupan tu. Seketika itu ia tersungkur. Belum selesai Daud menyadarkan lelaki yang kesurupan, warga yang lain kesurupan juga. Rupanya Kuntilanak sudah merasuk. Kini dua orang kesurupan. Hantu Kuyang dan Kuntilanak mencoba menyerang Daud.
Daud mematah ranting pohon Mali-mali dan membuat lingkaran di tanah.
"Cepat masuk!" Daud memerintahkan ketiga warga yang masih sadar masuk ke dalam lingkaran. Mereka pun dengan cepat masuk. Di dalam lingkaran itu tiga orang yang tersisa akan aman dari kerusukan hantu-hantu Mbah Sutah.
"Duduk dan berdzikirlah!" Mereka pun duduk dan mulai berdzikir.
"Lailahaillallah...lailahailallah..." Para hantu yang lain hendak merasuki ketiga warga itu hanya bisa mengelilingi lingkaran itu. Sementara dua orang kesurupan, Daud masih mencoba menyadarkannya.
Ketika Daud meruqiah dua orang itu, Mbah Sutah memasukan sisa hantu ke dalam tubuh dua orang itu sehingga bertambah kuat. Mereka berhasil membanting tubuh Daud.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARINDANGAN
Aktuelle Literatur~Wattys Winner 2021 Kategori Horror~ Nursam hampir bunuh diri dengan apa yang menimpa dirinya. Ia sungguh tak menyangka jika suami yang sangat dicintainya ternyata menipunya belaka. Dia dipelet dan keempat anaknya meninggal tak wajar. The Best Rank...