Jangan lupa siapin kesabaran yang banyak ya :)
_
Seperti kapal hancur. Itulah kalimat yang menjelaskan keberadaan kamar Jongho sekarang. Barang-barangnya berserakan di lantai, bahkan beberapanya ada yang rusak karena dibanting oleh Jongho.
Jongho terduduk di lantai, dengan sebuah pecahan kaca di genggamannya. Pecahan kaca yang berasal dari figura yang ia banting ke lantai. Darah segar keluar dari telapak tangan Jongho selagi ia terus menggenggam kencang pecahan kaca tersebut. Namun Jongho tak merasa sakit.
"Apa lo tau kalau Kak Yeosang itu diusir ayahnya karena ketahuan naksir sama lo? Apa lo tau kalau dia diperkosa dua kali sama teman-teman ayahnya? APA LO TAU ITU SEMUA, KAK?!"
"BANGSAT!" seru Jongho, semakin mengencangkan genggamannya, membuat pecahan kaca tersebut masuk lebih dalam ke dalam kulitnya.
Kata-kata Beomgyu terulang terus-menerus di otaknya. Ia memang memasang wajah datar di depan adiknya, seakan ia tidak merasakan apapun. Tapi ketika Jongho membalikkan badannya dan berjalan menuju kamarnya, semuanya berubah. Jongho menjadi dirinya sendiri ketika ia masuk ke dalam kamarnya.
Pandangan Jongho jatuh pada sebuah gantungan kunci berbentuk Hehetmon. Jongho mengambil gantungan kunci tersebut, lalu menggenggamnya dengan erat. Air mata yang keluar semakin deras membasahi pipinya.
"Jongho, ini hadiah untuk lo. Kan lo sering bantu gue, jadi gue kasih hadiah gantungan kunci Hehetmon," ucap Yeosang, memberikan gantungan kunci tersebut pada Jongho.
"Kok Santetmon, Sang?"
Yeosang cemberut. "Jongho, ih! Terima aja kenapa. Gue tuh bikin ini capek-capek, sampe gagal tiga kali, tapi gue nggak nyerah."
Jongho tertawa kecil, mencubit hidung Yeosang. "Udah, udah, jangan ngambek ya. Gue terima gantungan kuncinya."
Yeosang tersenyum. "Nah, gitu dong. Anggap aja itu kenang-kenangan spesial dari gue, biar lo nggak akan pernah ngelupain gue sampai kapanpun."
Jongho ingat kejadian itu. Jongho ingat semuanya. Jongho ingat wajah indah Yeosang tersenyum kepadanya, memberikan gantungan kunci buatannya. Hanya gantungan kunci, namun terasa sangat spesial. Walaupun ia sengaja menyembunyikan gantungan kunci itu, namun tetap saja kenangan yang diberikan Yeosang terus ada di dalam pikirannya, menetap disana.
"Jongho bodoh," ucap Jongho kepada dirinya sendiri. "Lo bodoh, lo bodoh, lo bodoh. Lo nggak pantes untuk siapapun."
'Mati saja, itu lebih baik.'
'Mati saja, Jongho, kamu akan bebas.'
'Mati saja, kamu sendiri yang bilang kamu tidak pantas.'
'Mati saja.'
'Mati saja.'
Jongho menutup kedua telinganya. Suara di kepalanya berbicara semakin kencang. Jongho terus berteriak, memohon kepada otaknya untuk berhenti bersuara.
"DIAM! GUE MOHON! TOLONG DIAM!"
BRAK!
Pintu kamar Jongho didobrak oleh Beomgyu yang langsung berlari ke kamar Jongho saat mendengar suara teriakan kakaknya. Beomgyu terkejut melihat tubuh Jongho yang terbaring di lantai sambil menutup telinga dan terus berteriak. Wajah Jongho yang sudah basah karena air mata, dan telapak tangannya yang berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐎𝐑 𝐇𝐀𝐓𝐄 || 𝐉𝐎𝐍𝐆𝐒𝐀𝐍𝐆
FanfictionDimulai dari Jongho dan Yeosang yang saling membenci, namun perlahan mulai merasakan cinta kepada satu sama lain. - - - WARNING! BxB (a little bit of GxG) top jongho bottom yeosang some scenes can make you feel uncomfortable [COMPLETE]