Disinilah Jongho, bersama dengan Beomgyu dan San, menunggu kedua orangtua mereka kembali ke rumah. San dan Wooyoung akhirnya memutuskan untuk ikut ke Indonesia, walaupun hanya untuk dua minggu.
Beomgyu terlihat senang ketika melihat San kembali setelah sekian lama tidak bertemu. Terbukti dari Beomgyu yang tak melepas pelukannya dari San sejak laki-laki itu menginjakkan kakinya kembali di rumah tersebut.
Terdengar suara pintu rumah yang terbuka, tanda bahwa kedua orangtua mereka sudah kembali. Jantung Jongho langsung berdebar lebih kencang daripada sebelumnya.
San tersenyum, lalu menepuk pundak Jongho. "Semangat, Ho. Lo pasti bisa."
"Jongho, Beomgyu, kita pu-" Ucapan ayahnya terhenti ketika melihat sosok San yang sedang tersenyum.
Ayahnya langsung geram. "Kamu! Ngapain kamu disini?!"
"Emang salah kalau aku mau nemuin adik-adik aku?" tanya San dengan santai.
"Setelah kamu sengaja ninggalin mereka?" tanya ayahnya balik. "Enak banget kamu tinggal datang gitu aja."
San menaikkan alisnya. "Aku yang sengaja ninggalin atau aku yang dipaksa ninggalin mereka?"
San menggelengkan kepalanya. "Nggak kebayang rasanya jadi Jongho dan Beomgyu harus berurusan dengan orangtua seperti kalian."
Sang ayah menggebrak meja. "Keluar kamu, manusia menjijikan!"
Jongho langsung bangkit berdiri, menatap tajam ayahnya itu. "Jadi maksud Papa, ketiga anak Papa itu menjijikan?"
Ayahnya terlihat bingung. "Maksudnya?"
"Ketiga anak Papa, nggak ada satu pun yang straight," ucap Jongho.
Kedua orangtuanya terkejut. Ibu Jongho langsung berjalan menghampiri Jongho.
"Jongho, bilang ke Mama kalau kamu cuma bercanda. Bilang ke Mama kalau kamu masih straight. Bilang ke Mama kalau kamu cuma suka perempuan."
"Aku biseksual," ucap Jongho tanpa ragu.
Sebuah tamparan dari ibunya mendarat di pipi Jongho. "Jangan bercanda, Jongho! Mama mau kamu jujur! Kamu masih straight kan?!"
Jongho menggeleng. "Aku udah jujur tadi. Aku biseksual, aku punya pacar, dan dia laki-laki."
"Dan kamu nggak ada niatan untuk minta maaf?!" tanya ayahnya.
"Aku nggak mau minta maaf hanya karena aku mencoba menjadi diri sendiri. Aku juga nggak berharap kalau aku akan tetap diterima," jawab Jongho.
Ayahnya pun mencoba menenangkan diri. "Papa kasih kamu dua pilihan. Pergi dari rumah ini dan kamu bisa bebas menjadi apa yang kamu mau, atau kamu kembali ke jalan yang benar dan tetap tinggal di rumah ini, dengan segala fasilitas dan pekerjaan yang Papa berikan."
Jongho sempat diam untuk beberapa saat. Ia menatap San. San hanya mengangkat bahunya dan menunjuk ke arah Jongho, tanda bahwa laki-laki itu yang harus memilih pilihannya sendiri.
Jongho pun akhirnya menetapkan pilihannya. "Oke. Aku pergi dari rumah ini."
"Kamu yakin?" tanya ayahnya. "Kamu tahu kamu akan kehilangan pekerjaan kamu yang sekarang, dan kamu kehilangan fasilitas di rumah ini."
Jongho mengangguk. "Fasilitas sebanyak ini harus dibayar dengan kebebasan aku, lebih baik aku memperjuangkan kebebasan aku yang aku belum dapatkan sejak kecil."
Ayahnya menampar Jongho. "Anak nggak tahu untung! Udah dikasih fasilitas dan pekerjaan malah kayak gini!"
"Aku nggak butuh fasilitas sebanyak ini. Aku dari dulu cuma mau kalian nganggep aku sebagai anak, seperti kalian nganggep Beomgyu," ucap Jongho.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐎𝐑 𝐇𝐀𝐓𝐄 || 𝐉𝐎𝐍𝐆𝐒𝐀𝐍𝐆
Fiksi PenggemarDimulai dari Jongho dan Yeosang yang saling membenci, namun perlahan mulai merasakan cinta kepada satu sama lain. - - - WARNING! BxB (a little bit of GxG) top jongho bottom yeosang some scenes can make you feel uncomfortable [COMPLETE]