43 : Someone Is Angry

2.9K 379 552
                                    

Yeosang mengacak-acaknya rambutnya sambil berteriak kesal dan memukul-mukul bantalnya.

"Sayang," ucap Jongho mencoba menenangkan suaminya.

Namun Yeosang langsung melempar bantal tersebut ke wajah Jongho. "Tidur di luar sana!"

"T-Ta-"

"Tidur di luar!"

Jongho hanya menghela napas pasrah, lalu mengambil bantal dan guling miliknya dan keluar dari kamarnya. Setelah Jongho keluar dari kamar, terdengar suara pintu terkunci.

Jongho menatap kedua anaknya yang dari tadi mendengar Yeosang berteriak kesal. Jisu mengusap pundak Jongho, menenangkan ayahnya sedangkan Bomin malah tertawa.

Jongho memukul anak laki-lakinya yang kini berusia lima belas tahun tersebut dengan bantalnya. "Malah ketawa!"

"Lagian Dad jagain masakan sambil nonton film, jadi nggak fokus kan. Untung nggak kebakar satu rumah," ucap Bomin yang masih tertawa.

Jisu menatap tajam kakaknya, dan memukul lengan kakaknya. "Lo tuh ya, Kak! Tadi rumah bisa aja kebakar masih aja ketawa!"

Tadi Yeosang meminta Jongho untuk menjaga masakan, sedangkan Yeosang mengerjakan hal lain. Jongho yang saat itu sedang sibuk menonton film di ponselnya pun hanya mengangguk, namun tidak benar-benar melakukan permintaan Yeosang. Dan ketika Yeosang kembali ke dapur, ia melihat api besar yang berasal dari panci. Tentu saja Yeosang panik, membuat Jongho dan anak-anaknya ikutan panik. Untung saja api dalam panci dengan cepat dipadamkan oleh Jongho dan tidak sempat mengenai bagian dapur.

"Kayaknya kita semua salah deh," ucap Jisu. "Papa tadi ke sekolah karena Kak Bomin berantem, terus tadi Jisu nggak sengaja masukin baju yang luntur ke mesin cuci, terus Daddy nggak becus jagain masakan. Papa pasti jadi pusing gara-gara kita."

Jongho menaikkan alisnya. "Papa dipanggil karena Bomin berantem? Kok Papa nggak kasih tau ke Daddy ya?"

"Lagi pusing kali, Dad, belum mau cerita," jawab Jisu.

"Terus Bomin kenapa berantem?"

Bomin tersenyum tak bersalah. "Anu, Dad, ada cowok godain Yeeun, kan aku jadi kesel. Udah jelas Yeeun milik aku, dan dia keliatan risih digodain, jadi aku tonjok aja tuh cowok. Dia malah ngebales, akhirnya kita berantem."

"Bagus. Kalau ada orang yang macam-macam sama orang yang kamu sayang, wajib kamu ajak baku hantam." Jongho menepuk pundak Bomin dengan bangga, berbeda dengan Yeosang yang tadi langsung menarik telinga Bomin dan menceramahinya selama perjalanan pulang dari sekolah.

Jisu mendengus kesal melihat tingkah laku Jongho dan Bomin. "Emang nggak pernah benar kalian berdua ini. Udah, ah, Jisu mau tidur."

"Masih jam satu padahal," ucap Bomin. "Kan besok libur ini."

"Biarin, ribet amat lo, tidur di luar sana sama Daddy," balas Jisu.

"Eh, jang-"

Ucapan Bomin dipotong oleh adiknya yang langsung memberikan boneka kepada Bomin. "Nih! Hehetmon lo."

Hehetmon yang awalnya Jongho dan Yeosang kira akan diambil oleh Jisu, namun malah Bomin yang menginginkan boneka tersebut.

Lalu pintu kamar kakak dan adik ditutup dan dikunci oleh Jisu. Bomin hanya bisa mendengus kesal, lalu menatap ayahnya.

"Dad, kita ngapain sekarang?" tanya Bomin. "Males kalau harus tidur di sofa."

"Ke rumah Om San aja deh," jawab Jongho.

Akhirnya mereka berdua pun terpaksa pergi ke rumah San pada jam satu malam, membuat San dan Wooyoung yang sedang bermesraan menjadi terganggu. Sedangkan anak mereka, Choi Youngmin, atau lebih sering dipanggil Romin, justru senang karena kedatangan Bomin.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐎𝐑 𝐇𝐀𝐓𝐄 || 𝐉𝐎𝐍𝐆𝐒𝐀𝐍𝐆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang