32 : No More Lie

4K 526 304
                                    

Jongho sedang memakan makan siangnya dengan damai. Setidaknya sehingga dua laki-laki tinggi menduduki tempat di sebelah kanan dan kirinya.

Jongho mendengus kesal. 'Jadi gini ya rasanya jadi pendek, dulu gue sering ngeledekin Yeosang sama Wooyoung pendek.'

"Makan nggak ngajak-ngajak. Parah banget lo," ucap laki-laki bernama Yunho.

"Padahal baru mau gue minta traktir sama lo," tambah kekasihnya yang bernama Mingi.

Jongho menggelengkan kepalanya. "Punya temen gini amat ya. Rasanya mau gue pecat lo berdua, tapi gue kasihan sama lo."

Mingi mendengus kesal. "Yah, mainnya pecat nih. Mentang-mentang lo atasan gue."

"Padahal dulu lo sering nitip absen ke kita, Ho," ucap Yunho.

"Iya, deh, iya. Lo berdua ngapain disini?" tanya Jongho.

"Makan lah," jawab Mingi. "Lo pikir kita nggak laper gitu."

Jongho menaikkan alisnya. "Kirain kan udah saling makan satu sama lain."

Yunho memukul pelan kepala Jongho. "Mesum banget si bocah."

Jongho menatap tajam Yunho. "Lo cuma lebih tua satu tahun ya."

Tiba-tiba Jongho teringat sesuatu. "Gue mau nanya deh."

Yunho menaikkan alisnya. "Nanya apa?"

"Kalian berdua kan pacaran nih. Rasanya pacaran sesama jenis tuh gimana?" tanya Jongho, dengan wajah polos.

Pasangan tiang itu langsung tertawa.

"Anjing! Gue nanya tuh dijawab, bukan diketawain."

"Lagian sih, muka lo polos banget pas nanya," ucap Mingi. "Ternyata otak lo pintar dalam pelajaran, sampai wisuda lebih cepat dari kita, tapi soal percintaan lo bego."

Jongho mendengus kesal. "Tinggal jawab aja apa susahnya."

"Hm, rasanya pacaran sama sesama jenis ya," Yunho tampak berpikir sebentar. "Ya, rasanya kayak pacaran biasa aja. Kan mau itu lawan jenis atau sesama jenis, sama-sama manusia. Jadi rasanya biasa aja, apalagi kalau emang udah cinta."

Lalu Yunho tampak sadar akan suatu hal. "Lo kok nanya gini? Bukannya lo udah punya cewek?"

"Oh, soal itu." Jongho menggaruk tengkuknya. "Rumit masalahnya."

"Jangan bilang lo pacaran sama cewek karena lo mau nutupin seksualitas lo yang sebenarnya," ucap Mingi.

Jongho bingung, apa yang harus ia ucapkan. "Mungkin?"

Mingi memutar bola matanya. "Jangan gitu juga kali, Ho. Pacar lo kan baik, masa lo gituin. Lagian kenapa dari awal lo pake nutupin segala?"

"Orangtua gue homophobic, pake banget."

"Masih aja ada yang begitu." Yunho menggeleng kepalanya. Jongho, it's about love, not gender. Kalau emang lo ngerasa lo cinta sama laki-laki, lo harus berani ungkapin itu. Orangtua lo juga harus bisa mengerti, atau seenggaknya tetap menerima lo, karena yang lo mau hanyalah menjadi diri sendiri."

Jongho tersenyum mendengar ucapan Yunho. Mungkin ini memang saatnya Jongho untuk jujur dengan dirinya sendiri, lalu memberanikan diri untuk keluar sebagai dirinya.

"Guys," panggil Jongho. "Ada saran untuk coming out?"

Jongho sibuk mengetukan jarinya pada meja di depannya. Hatinya gugup, menunggu kedatangan seseorang. Namun Jongho sudah memutuskan bahwa ia siap akan apa yang terjadi berikutnya. Ia siap menerima semuanya.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐎𝐑 𝐇𝐀𝐓𝐄 || 𝐉𝐎𝐍𝐆𝐒𝐀𝐍𝐆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang