22| Mukbang √

5K 758 98
                                    

"Ibaratkan orang lagi nongkrong, ada bakwa tinggal 1 di atas piring, orang yang nggak gengsi, yang nggak sok-sokan ngalah, adalah orang yang paling cepet ngambil bakwannya, sedangkan yang telat ngambil nyesel dibelakang, jadi kalo suka sama orang,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibaratkan orang lagi nongkrong, ada bakwa tinggal 1 di atas piring, orang yang nggak gengsi, yang nggak sok-sokan ngalah, adalah orang yang paling cepet ngambil bakwannya, sedangkan yang telat ngambil nyesel dibelakang, jadi kalo suka sama orang, ungkapin! Jangan nunggu diambil orang baru nyesel." - Rensa Vidiano Sitohang (Waket Biro Keuangan)
















.
.
.




















Yello sudah dandan cantik, karena hari ini ia memiliki janji pergi nonton dan mukbang bersama Jefion.

Lalu terdiam memandang wajahnya di cermin meja belajarnya, dan mengingatkan kembali pada orang-orang yang selalu bilang untuk hati-hati kepada Jefion, dan mengkhawatirkan kedekatannya dengan Jefion, namun sejatinya Yello tak memiliki perasaan apapun terhadap Jefion. Mungkin belum.

Bagi Yello saat ini, Jefion lebih cocok sebagai sahabatnya seperti Chandra, apalagi semenjak sering menghabiskan waktu bersama untuk membuat kopi dikafenya, Yello merasa nyaman dengan Jefion sebagai teman.

Saat akan keluar dari kos-an untuk menunggu Jefion menjemputnya, ponselnya menerima panggilan masuk, yang tak lain dari presiden mahasiswa tergalaknya, Doy.

“Halo Kak?”

“Lo free kan hari ini?” tanya Doy di seberang sana.

“Emm, malem freenya Kak, kenapa?”

“Emang pagi sama siangnya ngapain?”

“Keluar sama kak Jefion.”

“Kencan?”

“Mukbang.”

“Dimana?”

“JCC.”

“Oh mukbang kulit ayam?”

“Iya Kak,” balas Yello, ada jeda disana, Doy terdiam sesaat.

“Ya udah, hati-hati ya, kabarin gue kalo ada apa-apa, oh ya nanti malem jam 8 ya gue jemput, ada diskusi kecil sama anak DO,” jelas Doy.

“Oke Kak, jam 8 ya,” balas Yello langsung mematikan panggilan.

Sedikit serius menatap layar ponselnya, Yello merasa Doy terlalu memperhatikannya, padahal bukan siapa-siapa, apalagi Doy itu punya pacar, harusnya nggak bisa dan nggak boleh memperhatikan cewek lain seperti ini.

Tiin tiiin

Mendengar suara klakson mobil Jefion di depan kos, dengan sigap Yello langsung keluar, dan Jefion sudah berdiri didepan gerbang, melambaikan tangannya.

“Oh ya nanti mau nonton apa?” tanya Jefion sambil fokus menyetir.

“Emm, Suara Dari Milea?” saran Yello menatap Jefion disampingnya.

BEM U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang