06| Kulit Ayam √

7.1K 1K 129
                                    

"Jangan emosian, nanti kamu tensi, terus mati, kan nggak lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan emosian, nanti kamu tensi, terus mati, kan nggak lucu." - Yellona Isabella (Sekretaris 2)

























.
.
.



























Sudah 2 hari Tenno dan Hendery masih dieman, anggota lain yang melihatnya malah lebih gerah, apalagi mereka berdua satu departemen.

“Masih berantem mereka?” tanya Theo ke Johnny yang sedang minum sebotol teh.

“Iya.”

“Emang apa sih masalahnya? Gue sibuk ngurus surat jadi nggak tau kalo ada yang cekcok diaudit,” ujar Theo.

“Biasa, masalah kain itu tuh, awalnya yang dekor Hendery tapi dipasang menurun gitu kaya korden, terus dikomplain sama Tenno, mungkin lagi sensi sama capek, si Hendery langsung marah,” jelas Johnny, jari telunjuknya mengarah pada kain batik yang sudah dipasang menempel di dinding, lantas Theo mengangguk paham.


📅📅

“Ten minta maaf kek ke Hendery, nggak enak banget suasana audit kalo ada yang berantem,” pinta Shelly yang mengekori Tenno kemana-kemana sambil mengambil sampah yang berserakan di audit.

“Apaan sih Shell,” balas Tenno sambil jongkok memasang kabel lampu hias.

“Kalo sampai Doy ngeluarin jiwa setan alasnya karena lo berantem sama Hendery, bisa tambah ancur.”

Tenno langsung menghadap Shelly yang dibelakangnya. “Shell, gue capek banget nglembur disini sampai nginep, lo jangan nyudutin gue yang bikin gue tambah capek.”

“Ya makanya, baikan ya sama Hendery, ya-ya-ya.” Shelly mengedipkan matanya berkali-kali, mengeluarkan sisi imutnya untuk meluluhkan Tenno.

“Ntar gampang, sana ... jangan buntutin gue,” usir Tenno sambil mendorong bahu Shelly.

Setelah Shelly pergi, Tenno memandang Hendery yang sedang duduk lesehan bersama Jeno dan Wika. Tenno sadar kalau ia cukup kasar mengkomentari kerjaan Hendery.

Dengan percaya diri Tenno menghampiri Hendery.

“Hen keluar bentar,” pinta Tenno yang langsung jalan menuju pintu keluar.

Hendery memasang wajah linglung, langsung menatap Jeno dan Wika bergantian.

“Udah sana.” Jeno mendorong tubuh Hendery untuk berdiri dan menyusul Tenno.

BEM U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang