10| Evaluasi Kebaperan √

6.9K 986 216
                                    

"Aku butuh meteran, untuk mengukur jarak kita, karena aku nggak mau terpisah lebih dari 100 meter dari kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku butuh meteran, untuk mengukur jarak kita, karena aku nggak mau terpisah lebih dari 100 meter dari kamu." - Kanada Dama Ikhsan (Wakep Dept. DKV)

















.
.
.
















Kini mereka tinggal mengevaluasi acara perdana mereka. Disibukan dengan banyak laoran dan merancang kembali proker yang lain.

Anggota BEM U sudah berkumpul di sekre di sore hari yang sedikit mendung, duduk di kursi yang ditata melingkar seperti biasa untuk rapat.

“Sebelum evaluasi, semuanya tepuk tangan dulu, karena acara GERA berjalan sukses tanpa kendala, dan juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari banyak orang, baru saja pak Wakil Rektor II chat gue, katanya konsep GERA kali ini luar biasa,” kata Doy, semua langsung bertepuk tangan riuh dan bangga.

“Setelah selama sebulan kita kerja keras banget, sampe nglembur, sampe tidur di sekre, di audit, acara kita akhirnya sukses besar, dan siap-siap dengerin evaluasinya ya,” kata Doy lagi sambil membuka catatan bukunya.

Doy mengevaluasi semua kinerja anggotanya, menyanjung semua kerja keras seluruh anggota.

Tanpa ada sedikitpun kesalahan saat berlangsungnya acara, meskipun saat prepare banyak sekali masalah yang ditemui.

“Walaupun sempet ada insiden memanas antara kepala departemen dan wakilnya, tapi untungnya udah baikan, namanya di organisasi berantem itu hal biasa, tapi jangan sampe bikin organisasinya ancur, kadang kita suka emosian kalo capek, tapi pas apa yang kita kerjakan berjalan lancar, rasanya juga puas banget,” kata Doy.

Tersangka yang dibahas hanya senyum-senyum doang, siapa lagi kalau bukan Tenno dan Hendery, tapi sejujurnya Doy juga menyindir dirinya sendiri, karena sempat cek-cok dengan Yello.

“Organisasi tanpa pertikaian itu nggak seru,” sahut Lukas dengan santainya.

“Iya, apalagi muka-muka kaya lo itu suka banget bikin pertikaian,” balas Yudha.

“Mana ada Bang, muka seperti ini mah suka bikin anak perawan jejeritan.”

Tenno yang mendengar sudah gatal tangannya ingin menjitak. “Jejeritan apaan hah! Lo aja masih jomblo, karena nggak ada yang mau sama lo.”

“Bang Tenno mah nggak tau, gue jomblo karena prinsip gue sendiri yang merasa belum saatnya aja.”

“Halah alibi kau ikan cupang,” celetuk Rensa dengan logat bataknya.

Doy menutup mulutnya untuk menahan tawanya. “Kang Doy, kalo mau ketawa, ketawa aja, jangan ditahan kaya perasaannya Yello,” kata Chandra yang hobi banget nistain Yello.

BEM U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang