35| Untaian Di Alun-alun √

4.1K 661 53
                                    

Hendery Villoga Hildam — Semester 3, kodekteran gigi, Hendery ini sebenarnya bercita-cita sebagai komedian ketimbang dokter gigi, namun karena ayahnya melarang ikut audisi stand up comedy, maka bakatnya ia asah di UKM koma alias komedia mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendery Villoga Hildam — Semester 3, kodekteran gigi, Hendery ini sebenarnya bercita-cita sebagai komedian ketimbang dokter gigi, namun karena ayahnya melarang ikut audisi stand up comedy, maka bakatnya ia asah di UKM koma alias komedia mahasiswa.





















.
.
.




















Doy dan Yello berkendara mengelilingi Sleman, sebelum menuju tempat terakhir alun-alun.

Yello ingat, semasa mahasiswa baru dulu, sering main ke alun-alun berdua bersama Chandra.

Bila diingat kembali seorang Chandra dimata Yello, dia adalah sosok teman yang baik, periang dan suka mencairkan suasana, Chandra satu-satunya teman terakrab Yello dikampus bertemu ketika satu kelompok saat ospek, dan menjadi akrab setelah keduanya berada dikelas yang sama, kemanapun selalu berdua, mengikuti organisasi yang sama, ada ibaratnya bahwa Yello tak bisa dipisahkan oleh sosok Chandra.

Kini sahabatnya itu tak ada kabar seharian dan menghilang, jelas membuat Yello pikirannya kelam, memikirkan yang tidak-tidak, apalagi kemanapun Chandra pergi, Yello selalu tahu.

Sesekali Doy melihat Yello yang cemas melalui kaca spionnya yang ia rubah posisi untuk memantulkan Yello dengan jelas.

“Kak, langsung ke alun-alun aja, biasanya gue sama Chandra suka nongkrong deket lampu hias.”

“Oke.”

Setelah memarkirkan motor, Yello lantas turun dengan gesit, berjalan mendahului, saat Doy baru saja membuat pengait helmnya.

Doy menyusul dengan langkahan kaki lambat dibelakang Yello, matanya ia sibukkan untuk mencari Chandra.

15 menit berlalu, dirasa sudah mengelilingi Alun-alun Doy dan Yello tidak menemukan sosok yang dicari, berkali-kali Yello membuka grup chat BEM U, belum ada kabar kembalinya Chandra, bahkan pesan terakhir yang dikirim Yello ke Chandra masih centang satu.

Lelah berjalan, Yello dan Doy memilih duduk dikursi besi disudut alun-alun.

Doy berdiri sesaat untuk mencari minuman, meninggalkan Yello yang masih kalut dengan keadaan Chandra.

“Nih minum dulu.” Doy menyodorkan sebotol minuman yang sudah dibukakan tutupnya. Yello menerima, lalu diminum dengan pelan-pelan.

“Kak, gue takut Chandra kenapa-napa.”

“Lo tahu tempat mana lagi yang sering dikunjungi lo sama Chandra?”

Yello menggeleng pelan, memang Chandra jarang menghabiskan waktu diluar selain di kampus dan kos-an. Yello mengusap wajahnya dengan frustasi meratapi Chandra.

Setelah 10 menit duduk, terdapat notif ramai di grup, setelah dibuka ada kabar bahwa sekarang Chandra berada di kafenya Jefion, lelaki itu ditemukan Mark, Lukas dan Hendery.

BEM U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang