***
Kira-kira berapa kode pin yang Reiki masukkan sebagai kunci?
2 ...
Terdengar bunyi 'nit' pelan dari alat itu saat Radia menekan satu angka.
"Eh!?"
Radia berjengit saat terdengar bunyi lain lagi dan pintu bergerak terbuka, tanpa sadar membuka mulut terkejut. Tidak mungkin pintu terbuka karena satu angka, kan?
Dua sosok terlihat di ambang pintu, awalnya nampak bicara, langsung berhenti dan menoleh heran pada Radia di samping pintu.
Itu Reiki dan Zaki.
Reiki langsung menatap tajam Radia yang tangan masih mengambang di tempat angka pin.
"Re-Rei ..."
Radia menggumam kikuk, menurunkan tangan setelah menyadari Reiki bisa salah paham dengan posisi saat ini.
"Ra, lu ... mau kabur?" tanya Reiki dengan suara rendah, ekspresi berubah mengeras.
Radia menggeleng cepat. "Gak. Aku gak mau kabur," elaknya.
Kebingungan mencari kata yang tepat Radia menjadi cemas saat Reiki melihat satu angka sudah terlihat masuk dalam kolom kode pin.
Semakin Reiki maju mendekat, semakin Radia mundur gelisah, terus menggeleng menyangkal.
"Aku ... aku gak-"
"Terus ini apa? Lu masukin satu angka. Kalo gua gak dateng, lu bakal nyoba masukin sampe kodenya bener, kan?!" bentak Reiki dengan geraman.
Radia terkesiap meski suara Reiki tidak keras, tatapan memberatkan saat ini membuat semakin sulit menemukan kata pembelaan diri yang tepat.
"Udah, Rei, mungkin Queen gak sengaja kepencet. Lagian cuma satu angka, itu gak bakal ngaruh sama kuncinya." Zaki membuka suara menengahi, kasihan melihat Radia menciut ketakutan hanya karena tatapan tajam Reiki.
Zaki memang sudah biasa dengan aura malaikat maut Reiki, tapi Radia tidak, jelas terlihat gemetar sekarang.
Reiki masih bergeming dengan pembelaan itu, terus menuding Radia dengan tatapan menuntut. Melihat pupil mata itu bergetar, akhirnya menghembuskan napas kasar, melangkah ke arah sofa ruang tamu dan menghempaskan diri.
Radia masih menunduk menekuri lantai dengan gugup, memainkan ujung gaun gelisah melirik kepergian Reiki.
"Queen," panggil Zaki berbisik.
Bahu kecil itu tersentak seakan begitu mengagetkan, kepala yang semula terus menatap ujung kaki kini terangkat membalas tatapan Zaki.
"Samperin. jelasin," suruh Zaki masih berbisik, kepala bergerak menunjuk ke arah Reiki yang duduk di sofa.
"... takut," cicit Radia setelah diam beberapa saat.
Zaki mengulas senyum kecil, mengusak rambut gadis itu ringan.
"Dia abis ada masalah di luar. Tapi gua yakin dia gak bakal marah sama lu kalo dijelasin," kata Zaki lembut, mensejajarkan tatapan dengan Radia yang hanya sedagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me { Tamat }
Teen Fiction[ Villain Angels Universe ] [ 🔞 Mature Content ] *** "K-Kenapa aku dibawa ke sini?" tanya Radia tergagap karena takut dan gugup. "Satu pertanyaan," kata Reiki mengangkat satu jari. "Lu ngerasa kenal gua?" tanya Reiki melanjutkan kalimatnya. "A-Aku...