35

1.2K 109 28
                                    

***

Reiki menatap tajam, sesaat kemudian memilih duduk saat Zaki meyakinkan lagi, hembusan napas kasar terdengar tanda tengah mencoba menekan emosi, dan menyuruh melanjutkan.

"Dia emang maksa Queen, tapi yang harus lu tau, Queen tadi ngelawan. Dia nolak buat narik tuntutan, selain karena Tante Dina yang bertanggung jawab atas semua urusan hukum ini, Queen juga sempet ngancem bakal laporin juga adek tirinya itu kalo masih berani ganggu dia," jelas Zaki melanjutkan cerita.

Reiki terdiam, cukup terkejut pada penjelasan itu, puas juga dengan tindakan Radia yang angkat tangan dari masalah ini. Syukur Radia memilih tidak mau menuruti permintaan Maya, karena Miranda memang pantas mendapatkan hukuman.

"Queen juga sempet nampar adeknya," tambah Zaki kali ini dengan senyum bangga seakan baru saja menyaksikan anak balita bisa merangkak.

"Serius?" tanya Reiki nampak tertarik.

Zaki mengangguk mantap masih dengan senyuman.

Reiki menoleh ke arah Radia berbaring tidur, menarik sudut bibir membentuk senyum tulus, lalu menatap lawan bicara.

Di tengah pikiran yang berkelumit, suara dering handphone Zaki memecah kesunyian kamar. Keduanya tersentak pelan dan serempak menatap tajam benda pipih di atas meja seakan itu musuh yang mengganggu konfrensi pers.

Nama 'MonMon' tertera di layar menunjukkan ID si penelpon, Zaki menekan icon merah untuk menolak panggilan, lalu mengganti volume dering menjadi getar karena takut Radia terbangun.

Beberapa saat kemudian handphone bergetar, kini nama lain yang nampak, bertulis 'Nen(d)en'.

Sekali lagi Zaki cancel panggilan dengan wajah kesal, detik selanjutnya untuk ke tiga kali nama 'Fia.F' yang muncul. Berdecak kesal, Zaki cancel lagi panggilan, belum bernapas lega, getar selanjutnya yang ke empat bernama 'Seily'.

"Ngeselin banget si anjing," umpat Zaki kesal pada si penelpon yang diketahui jelas siapa orangnya.

"Angkat, berisik," suruh Reiki sama kesalnya, jika mata bisa mengeluarkan laser, maka handphone itu sudah hangus karena tatapan.

Baru Zaki mengangkat dengan menyentuh icon hijau di layar sebelum tombol loadspeaker agar bisa didengar Reiki juga.

"Apa?!" tanya Zaki jengkel.

[ "Woy, Bangsat! Sok sibuk banget lo najis! Berapa kali kita telponin malah dicancel! Gue gebok juga lo, Babi!" ]

Kalimat hujatan memberondong terdengar, bukan hanya dari satu suara tapi empat, menambah kedutan kesal di dahi Zaki dan Reiki yang mendengar serbuan kata itu.

"Lu pada yang nelpon gak tau situasi, gua lagi sibuk ini, ditelponin kayak anjing minta makan," balas Zaki sengit dengan kata-kata kasar juga sepenuh hati.

[ "Bacot lo, kita mau ngasih tau berita penting banget ini, Su!" ]

Suara Nenden meninggi disertai makian.

Dalam hati Zaki bersumpah akan mencekik keempat gadis itu jika saja berita yang mereka sampaikan tidak berguna.

"Berita apaan?!" tanya Zaki tidak bersahabat.

Stay With Me { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang