19

1.6K 133 24
                                    

***

Merasa suasana diam mulai aman, Radia mendorong Reiki mundur dari menduduki tubuh telentang Zaki. Tangan gemetar saat membantu Zaki berdiri, tapi memaksa tersenyum.

"Liat, kan Queen, Rei itu beneran bukan cowok baik-baik. Gimana kalo nanti-nanti dia marah terus lampiasin ke lu dan nyekik lu sampe mati." Zaki membuka suara lagi setelah sesaat membenahi baju dan rambut, mengelus sudut bibir yang rahang sedikit bergeser, senyum menyebalkan bertengger lagi menatap Radia.

"Zaki-!!" Reiki menggeram bersiap akan menghajar lagi, tangan terkepal dan maju selangkah.

Radia kelabakan panik, menahan tubuh Reiki dari maju menyerang, berdiri di antara dua orang itu, jadi Reiki akan menubruknya dulu sebelum sampai pada Zaki.

"Udah. Rei, udah. Kak Zaki jangan mancing terus!" Radia ingin mengomel, tapi mata malah berkaca-kaca karena tidak terbiasa dalam situasi menegangkan ini.

Setetes air mata dari Radia berhasil membuat atmosfer perlahan normal, Reiki mendengkus geli sebelum menarik Radia ke dalam pelukan.

"Astaga, cengeng. Kita yang berantem, kok Queen yang nangis," kekeh Zaki geli juga.

Radia menenggelamkan wajah ke dada Reiki, air mata bukannya berhenti malah semakin mengalir.

"Katanya temenan, tapi kok pukul-pukulan," cibir Radia cemberut, melirik Reiki dan Zaki bergantian dengan mata basah.

"Bacot Zaki yang minta dipukul," kata Reiki mendelik pada Zaki, masih dengan memeluk Radia.

"Gua kan cuma ngetes Queen, lu aja yang baperan," balas Zaki membela diri.

"Lu ngomong seakan nyuruh Radia kabur dari gua, Sat!" sungut Reiki kesal lagi.

"Ya kan Queen gak bakal bisa juga kabur dari lu. Makanya jadi orang jangan gampang kepancing. Pengen gua ... Hih!" omel Zaki seperti ibu-ibu, tak lupa diakhiri gerakan seperti ingin menyikut kepala Reiki.

Namun, sebaliknya, satu pukulan Reiki layangkan ke ubun-ubun Zaki dengan wajah garang, berhasil membuahkan ringisan lagi sambil mengelus kepala.

"Berani lu sama gua?" tanya Reiki menantang sengit.

"Ya~ ... gak lah." Zaki balas melotot di awal sebelum cengengesan.

Zaki kembali menatap Radia, tersenyum tulus yang terkadang hanya ditunjukkan pada beberapa orang.

"Liat dia, Queen, emosian banget, kan? Mending tinggalin," kata Zaki seperti membujuk, setelah mengecup sisi kepala Radia.

"Zaki, anjing lu!" seru Reiki menggeram marah dengan kelakuan kurang ajar teman laknat satu itu.

Zaki sudah terbahak keras sambil berlari menjauhi Reiki yang seperti singa siap menerkam mangsa.

Baru Reiki ingin mengejar Zaki untuk dihajar lagi, tapi gagal karena Radia mengeratkan pelukan, menahan agar tidak mengejar.

"Mulutnya ih, kasar," bisik Radia ingin Reiki tidak memukul lagi.

Reiki menghembuskan napas meredam kekesalan dan hanya menatap tajam ke arah hilangnya Zaki, usapan di lengan tenang kembali.

Satu kecupan Reiki berikan pada bibir Radia sebelum memeluk posesif. "Jangan lakuin kata-kata Zaki," bisiknya dengan wajah menyuruk di perpotongan leher dan pundak Radia.

Stay With Me { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang