36

1.2K 110 6
                                    

***

Radia dan Dina turun dari mobil begitu sampai di depan sebuah gedung apartemen tak kalah elite dari yang dulu, justru lebih besar dan menjulang.

"Apartemen kalian di lantai empat belas, dua lantai lebih tinggi dari yang dulu," kata Dina memberitahu saat mereka memasuki loby apartemen.

Sebenarnya, Dina sudah menawarkan untuk Radia dan Reiki tinggal di rumah utama Altezza saja, serumah dengannya. Tapi, Reiki menolak keras, tidak ingin Radia satu rumah dengan Dina serta anak-anak wanita itu yang merupakan para laki-laki.

Menaiki lift, mereka akhirnya tiba di unit apartemen baru, lebih luas, dan furniture sudah lengkap, hanya tinggal memindahkan beberapa pakaian dan keperluan pribadi lainnya.

"Kak Zaki," panggil Radia saat Zaki akan berbalik pergi.

Setelah mengantar, Dina dan Zaki berniat pulang agar dua orang itu bisa beristirahat.

"Iya? Butuh sesuatu, Queen?" tanya Zaki cepat menyahut, menghadap Radia lagi.

Radia tersenyum kecil, lalu menggeleng, mendekati Zaki yang sudah layaknya kakak laki-laki.

"Mau ngucapin makasih aja," kata Radia dengan senyum manis.

Zaki terkekeh pelan, mengacak rambut gadis itu pelan, sedikit terkejut saat tiba-tiba dipeluk.

"Aku selalu ngerepotin selama dirawat, jadi mau ngucapin makasih banyak-banyak," kata Radia lagi sambil memeluk.

"Queen boleh minta bantuan ke gua sampe kapanpun, gak ada abang yang ngerasa direpotin adik sendiri," balas Zaki memeluk tubuh mungil Radia hangat.

Radia benar-benar bahagia, Zaki sungguh berperan seperti kakak laki-laki, Radia yang anak sulung merasa jadi adik kecil jika dengan Zaki, berbeda rasanya jika bersama Reiki.

"Di rumah sakit tadi Tante yang dipeluk, sekarang Zaki. Aku kapan, Ra?" celetuk Reiki dengan wajah iri.

Dina yang juga menyaksikan pelukan Radia dan Zaki tersenyum geli. "Kamu udah monopoli Rara dari kemaren-kemaren, Rei, giliran dia meluk Zaki bentar doang malah kamu iriin," sahutnya mendengkus mengejek.

Reiki mendelik tanpa membalas ejekan, hanya menunggu Radia melepas pelukan dari Zaki.

"Kamu, kan, udah sering meluk aku pas di rumah sakit," kata Radia akhirnya melepas pelukan dari Zaki.

"Masih untung gak gua bawa pulang Queen ke rumah, Rei," balas Zaki juga dengan senyum tengil.

Reiki mendengkus jengkel, menarik Radia ke arahnya dan memeluk posesif pinggang itu. "Ngajak ribut?" tantangnya sengit.

Kompak Dina dan Zaki memutar bola mata bosan dengan erangan jengkel, beruntung Radia itu penurut dan polos, jadi terima saja dikekang Reiki. Jika saja Radia type gadis pembangkang atau pemberontak, maka sudah pasti sulit ditaklukkan, dan tidak suka dimonopoli.

"Ya udah, kita pulang aja, Zak," ajak Dina akhirnya pada Zaki.

"Iya, Tan. Susah emang ngeladenin orang cinta gila," angguk Zaki enteng mengejek sambil berbalik ke pintu bersama Dina.

Stay With Me { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang