Cr. Pict: @cceewweed (Instagram)
Okay, kali ini aku coba nulis pesanan kimnochu
Maaf jika tidak sesuai ekspetasi, and-Enjoy!
_________________________________________
"Xiong Zhang, kapan kita sampai?" Lan Zhan kecil bertanya pada kakaknya yang tengah menyetir.
Lan Xichen hanya tersenyum mendengar pertanyaan adik yang 12 tahun lebih muda darinya itu, "sebentar lagi."
Xichen bukannya tidak tau, ia yakin adiknya itu pasti tak sabar untuk bertemu si kecil cerewet dari keluarga Wei, Wei Ying, anak laki-laki paling bawel dan paling heboh yang pernah ia temui, dan yang membuatnya tak habis pikir bahwa adiknya, Lan Zhan, si anak pendiam dan dingin; dan sangat menghindari orang-orang- bisa begitu menempel pada Wei Ying yang notabenenya memiliki sifat bertolak belakang darinya.
Ah, Lan Xichen tak bisa memahami pola pikir seorang bocah.
Sesekali Xichen melirik Lan Zhan yang duduk disamping kemudi, kedua tangan mungil adiknya menggenggam kotak bento dengan motif kelinci hitam berpita merah. Sedari tadi Lan Zhan kecil sibuk memperhatikan benda itu sambil bergumama, "Wei Ying pasti menyukainya."
Lan Xichen menggeleng kecil, melihat tingkah Lan Zhan yang tak biasa jika itu menyangkut Wei Ying.
Lima menit kemudian mereka sampai di TK tempat Lan zhan sekolah, Lan Xichen membantu adiknya turun dari mobil dan menggandengnya menuju gerbang sekolah.
"Lan Zhan!"
Suara cempreng memanggil dari sisi lain parkiran, Lan Xichen menoleh dan mendapati Wei Ying yang melambai pada adiknya sambil berlari serta Jiang Wanyin yang dituntun oleh Jiang Yanli.
"A-Ying." Lan zhan kecil mengulurkan sebelah tangannya yang langsung dipeluk Wei Ying, "A Ying rindu Lan Zhan."
Lan Zhan tidak menjawab tapi telinganya memerah karena malu.
Jiang Yanli dan Lan Xichen tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan adik mereka.
"Xichen gege, jiejie, kami masuk dulu ya, dadah! A Cheng, ayo!" Wei Ying melambaikan tangannya sambil menarik Jiang Wanyin yang masih dituntun Jiang Yanli.
"Belajar yang baik dan jangan nakal." Ujar Jiang Yanli, "baik jiejie." Kedua adiknya membalas.
.
Lan Zhan mendelik pada tautan tangan Wei Ying dan Wanyin, ia menarik Wei Ying diam-diam agar lebih dekat padanya.
Wanyin yang sadar itu memutar bola matanya malas, heran dengan Lan Zhan yang begitu serakah pada Wei Ying. "Aku kekelas duluan." Wanyin berlari menghampiri Huaisang yang sudah didepan.
"Wei Ying, jangan bergandengan dengan siapapun selain aku." Lan Zhan menghentikan langkah mereka.
"Mn, kenapa?" Wei Ying memiringkan kepalanya denga telunjuk yang memainkan bibir merahnya.
"Pokoknya tidak boleh, Wei Ying hanya boleh menggandengku."
"Tapi jiejie juga suka gandeng A Ying."
"Kecuali Jiejie."
"Ayah dan ibu juga."
"Ya, ayah dan ibu boleh."
"Paman Jiang juga suka gandeng A Ying ."
"Baiklah, selain mereka, siapapun tidak boleh bergandengan dengan A Ying."
Wei Ying tersenyum lebar, "mn, okay."
Lan Zhan kembali menggandeng Wei Ying menuju kelas, ia senang sekali Wei Yingnya mendengar apa yang dia inginkan.
"Nanti kalau kita sudah besar, aku ingin menikah dengan Lan Zhan!!" Wei Ying berbicara dengan semangat, sedang Lan Zhan tersenyum kecil, "baiklah, tepati janjimu."
Guru-guru yang sedari tadi menguping percakapan dua bocah itu seketika sweatdrop, kecil-kecil sudah posesif, tau apa mereka tentang menikah?
Begitu mungkin pikir mereka.
.
"A Ying, boleh pinjam crayonnya sebentar? Punyaku tidak ada yang warna hijau."
Wei Ying mendongak dan menemukan Mengshi yang berjongkok dihadapannya, bocah itu bangun dari acara menggambar-sambil-rebahannya untuk mencari crayon berwarna hijau.
"Ini."
Mengshi tersenyum lebar dan mengambil crayonnya-
"Aku butuh warna hijau."
Namun diambil duluan oleh Lan Zhan.
"Lan Zhan, bukannya milikmu lengkap?" Wei Ying bertanya heran, ia merasa tak enak pada Mengshi yang sudah mau menangis.
"Warna hijauku jelek, lebih bagus punyamu." Lan Zhan menjawab cuek, ia mengambil crayon miliknya dan memberikannya pada Mengshi, "ini, ambil punyaku saja." Mengshi mengambilnya dan berjalan cepat menuju tempatnya menggambar, aura Lan Zhan terlalu menyeramkan barusan.
"Mengshi, lain kali pinjam punyaku saja, atau pinjam punya anak yang lain." Jiang Wanyin memberi saran pada Mengshi yang sudah kembali menggambar disampingnya, ia sudah lelah melihat tingkah menyebalkan Lan Zhan yang selalu memonopoli tetangga yang sudah ia anggap saudaranya itu.
"Wah, gambar Lan Zhan bagus sekali, punya Wei Ying juga."
Lan Zhan mendelik tak suka pada guru yang menepuk kepala Wei Yingnya, "bu guru jangan sentuh Wei Ying." Lan Zhan menyilangkan kedua tangannya, "eh?" Seketika guru itu merasa canggung, apa maksud bocah ini?
Wanyin menepuk kepalanya jengah.
Bocah Lan berulah lagi.
"Oh haha, maaf ya, kalau begitu Lan Zhan mau menunjukan gambarnya ke teman-teman?" Guru itu mencoba mencairkan aura kelam yang dikeluarkan Lan Zhan, hatinya membatin 'kenapa bisa ada bocah dengan aura mengerikan begini?'
Lan Zhan membereskan peralatan menggambarnya dan berjalan kedepan kelas, ia memerkan gambar luar biasanya pada teman-temannya yang langsung menuai decak kagum.
Untuk bocah seuisanya, gambar Lan Zhan itu sangat indah.
"Ini adalah rumah masa depanku. Aku ingin rumah dipegunungan di dekat sungai."
Kelas langsung dipenuhi tepuk tangan dan pujian yang dilempar teman-temannya pada Lan Zhan.
"Wah, hebat sekali. Nanti Lan Zhan tinggal sama siapa disana?" Tanya guru mereka.
"aku akan mengajak Wei Ying tinggal disini setelah kami menikah nanti."
Seketika hening.
"Lan Zhan, ayo kita menikah!"
Wei Ying menghambur kepelukan Lan Zhan.
Mengabaikan guru mereka yang mendadak pening.
Bocah sekarang memang sulit dipahami.
_________________________________________
Request pertama sudah di publish.
Maaf jika mengecewakan❤See you on the next story🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
Chateau de Wangxian
Short Storypenggalan kisah pendek Wangxian di era modern. Alternative Universe. disclaimer: I own nothing, whole characters inside are belong to MXTX