like the wind that blows

6.3K 649 79
                                    

Hai, aku bawain request dari taebts_fukng

Hope you enjoy, and-

Happy reading~

.
.

Tuk

Tuk

Tuk

Ketukan jari yang konstan terdengar beriringan dengan jarum jam yang bergerak lambat.

Wei Wuxian menyangga sisi kanan wajahnya dengan sebelah tangan, sementara iris abu-abunya terlihat seolah tengah menerawang jauh menembus cakrawala.

Sebenarnya, ia hanya tengah membebaskan pikirannya yang terasa kusut. Untuk saat ini saja, ia tak ingin memikirkan apapun,

Entah tentang hari kemarin, ataupun hari esok.

Ia hanya, merasa benar-benar lelah dengan semuanya,

Dengan hidupnya.

Selama ini, ia mencoba bertahan, berusaha mencari satu makna yang mungkin tersembunyi dari hari-harinya yang berlalu pelik,

Berharap, ia menemukan satu alasan yang bisa membuatnya untuk bertahan lebih lama lagi.

Tapi sepertinya, itu hanyalah permintaan yang terlalu muluk baginya.

Setiap hari yang berlalu dalam hidupnya, tak ubahnya kertas kosong yang berhamburan lalu lenyap tertiup angin.

Ia mulai berpikir, bahwa eksistensinya didunia ini tidaklah memiliki arti,

Selain hanya sebagai parasit yang harusnya telah lama lenyap,

Bersama orangtuanya beberapa tahun lalu.

Tuk

Jemari lentiknya berhenti bergerak, melainkan memilih untuk merayap kearah cangkir berisi cairan pekat berwarna hitam yang telah anyep, telunjuknya melingkari pinggiran cankgir, seolah tengah menimang apakah ia akan meminumnya, atau kembali mengabaikannya.

Namun sepertinya, ia menjatuhkan pada pilihan pertama, dirinya membawa cangkir itu kedepan bibirnya dan menyesap isinya perlahan-lahan.

Merasakan cairan pahit yang mengalir ditenggorokannya, cukup untuk membuatnya melupakan sejenak tentang kemelut yang bergumul dalam kepalanya.

Ia lalu melirik arloji yang melingkar ditangannya dan mendesah kala dirinya menyadari bahwa ia terlambat untuk pulang.

Ia tau, malam ini tidak akan berlalu dengan mudah untuknya.

.
.

Wei Wuxian berdiri menatap gerbang rumah yang menjulang tinggi didepannya.

Semua orang begitu memuji bangunan itu, semua orang sangat menyanjung kedermawanan keluarga pemilik bangunan megah itu,

Dan iapun tak menampiknya.

Chateau de WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang