abstrak II

3.7K 534 49
                                        

Mungkin, ini akan kunamai abstract project? wkwk

Karena aku gak akan nyusun secara berurutan, melainkan membuat alur maju mundur disetiap chapternya dan ini adalah chapter flashback dari awal hubungan Lan Wangji dan Wei Wuxian.

Setiap chapternya gak akan terlalu panjang.

Jadi,

Happy reading lah pokoknya~

.
.

Itu adalah tahun kedua SMA, ketika seorang pemuda dingin yang menjabat sebagai ketua disipliner mendatangi kelas yang terkenal dengan sebutan sarang biang onar.

Orang-orang sudah hapal apa tujuan pria super dingin pemilik mono ekspresi itu tanpa harus bertanya,

Apalagi jika bukan untuk menyeret sang ketua kelas yang juga merupakan ketua dari seluruh kerusuhan disekolah mereka keruangan paling suci diseluruh bangunan Gusu Academy, ruang pendisiplinan.

"Wei Wuxian, ikut aku."

Wangji, sang ketua disipliner tak perlu basa basi. Ia hanya perlu memanggil nama sibiang kerok untuk kemudian diberikan setumpuk hukuman maha mengerikan; kata sebagian besar siswa yang pernah kena hukuman Lan Wangji, yang mana, karena hukuman itu juga mereka tak lagi berani mencari masalah dengannya kecuali satu orang,

Si bebal Wei Wuxian.

Siswa urakan dengan seragam serampangan itu bangkit dari acara rebahan santainya diatas kursi yang telah disusun sebagai pengganti ranjang. Dengan tampang ogah-ogahan sembari kelingking kanannya mengobrak abrik lubang hidung yang terasa gatal ia menatap Wangji yang seperti hendak membunuhnya.

Namun ia tak merasa takut sama sekali.

"Hey Ji Xiong, ada urusan apa kesini?"

Dirinya tidak bodoh, hanya saja, melihat ekspresi murka Lan Wangji memang sudah menjadi hal yang sangat ia sukai.

Maka dari itu, membuatnya marah adalah sebuah kewajiban baginya.

Itu menimbulkan kesenangan pribadi baginya, yang kalau kata Jiang Cheng adalah tindakan bunuh diri a la Wei Idiot Wuxian.

"Ikut. Aku. Keruanganku. Sekarang." Desis Wangji yang hampir hilang kesabaran.

Semua siswa yang ada ditempat itu sudah meringis, beberapa orang hampir saja menyeret Wei Wuxian dan melemparnya kehadapan Lan Wangji. Mereka tidak tahan dengan aura mencekam yanh seperti hendak mencekik mereka sampai sekarat.

Namun tampaknya Wei Wuxian tak peduli sama sekali. Alih alih menurut, dirinya kini meloncat keatas bangku dan duduk dengan menggantungkan kaki sembari menatap Wangji yang berada persis dihadapannya.

"Kali ini, apa kesalahanku?" Ia bertanya santai.

Ujung alis Wangji berkedut, harusnya ia sudah terbiasa dengan kebebalan pemuda dihadapnnya, bukannya malah semakin mudah terpancing seperti ini.

"Kau tidak menyadarinya atau hanya berpura-pura bodoh?" Ia bertanya dengan penuh nada sarkasme.

"Menurutmu?" Wei Wuxian mengendikan bahu.

Melihat ekspresi Wangji yang semakin mengeras, sudut bibirnya membentuk senyuman miring.

"Ji Xiong, terlalu banyak hal yang sudah kulakukan. Apa menurutmu aku akan mengingat setiap detailnya? Kau taukan ingatanku tidak terlalu bagus, ha ha."

Chateau de WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang