Happy reading~
.
.Wei Wuxian pikir, jika dirinya bisa menghindari Lan Wangji selamanya.
Ia sudah berusaha lari sejauh mungkin, bahkan sampai memilih untuk pergi ke luar negeri demi menghindari pertemuannya dengan Lan Wangji dinegara asal mereka.
Akan tetapi, sepertinya takdir telah membuat skenario lain untuknya.
Dimulai dengan pertemuan tak terduganya dirumah sakit satu minggu yang lalu, dan kini mantan kekasihnya malah menjadi dokter pengganti untuk puteranya.
Wei Wuxian tak bisa mendekspripsikan seberapa benci ia pada kenyataan.
"Kondisi A Yuan sudah semakin stabil, keadaan paru-parunya sudah lebih baik dari sebelumnya."
Wangji menggeser hasil X ray Sizhui pada Wei Wuxian yang tampak berusaha keras menghindari tatapannya. Ibu satu anak itu hanya mengangguk kecil, merasa tak harus menjawab kalimat Lan Wangji dengan kalimat basa basi.
"Mama~"
Kedua orang dewasa itu menoleh pada bocah yang memasuki ruangan Wangji dengan diantar oleh seorang perawat, dan langsung menghambur memeluk kaki sang mama.
"A Yuan sudah selesai?"
Bocah itu mengangguk, "Mn, sudah." Jawabnya disertai cengiran khas miliknya.
Lalu mata bulatnya beralih kearah Wangji yang sedari tadi tak sekalipun mengalihkan pandangan darinya, pria dewasa itu menatap lekat Sizhui seolah tengah memikirkan sesuatu.
"Jiujiu~"
Wangji tersentak ketika tangan mungil itu sudah menarik-narik kecil jasnya, "A Yuan, kenapa?" Ia bertanya lembut, tangan besarnya mengusap surai lebat berwarna hitam itu.
"Jiujiu memandangi Yuan terus, apa Yuan terlihat tampan?" Kedua tangan mungilnya menangkup kedua pipi gembilnya sembari mengedip-ngedipkan matanya lucu.
Meski terlihat pendiam, Sizhui itu sebenarnya adalah bocah kelewat periang dengan kenarsisan yang diturunkan langsung dari sang mama.
Hampir-hampir Lan Wangji dibuat tertawa dengan tingkah menggemaskan itu, namun panggilan yang diberikan A Yuan padanya barusan cukup membuatnya mengernyit tak suka.
"Jiujiu? Bukankah A Yuan memanggilku papa kemarin?"
Bocah itu seketika menatap sang mama yang hanya menatapnya dengan senyum kecil.
Sambil menggigit bibir bawahnya, A Yuan membungkuk, "maafkan Yuan, Jiujiu. Mama bilang tidak sopan memanggil orang asing dengan panggilan papa. Yuan pasti sudah membuat Jiujiu tidak nyaman." Kata bocah itu sambil merengut sedih.
Dan pada saat itu, Lan Wangji seperti baru saja mendengar hatinya diremukan oleh palu tak kasat.
Kenapa ia merasa tak rela saat kalimat itu keluar dari bibir mungil A Yuan?
"Orang asing?" Bisiknya lirih.
Agaknya, ia benci dengan istilah yang disematkan pada dirinya tersebut.
Wei Wuxian yang merasa atmosfirnya kian tak nyaman bersiap untuk mejinggalkan ruangan Wangji, "A Yuan, ayo pulang, sayang." Ia meraih tangan mungil putranya dan hendak pergi dari sana.
"Dadah jiujiu~" A Yuan melambai riang pada Wangji yang masih diam membeku.
"Kau sudah selesai?"
Sayup-sayup suara seorang pria terdengar.
"Mn, ayo kita pulang."
"Sebaiknya kita makan dulu, kau belum sempat sarapan tadi, Yuan juga pasti lapar kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chateau de Wangxian
Historia Cortapenggalan kisah pendek Wangxian di era modern. Alternative Universe. disclaimer: I own nothing, whole characters inside are belong to MXTX