Yap, entah kenapa akhir-akhir ini hanya ingin membuat tulisan pendek sekali tamat.
Happy reading everyone~
.
."Papa!"
Pria dengan jas putihnya menoleh, mencari sumber suara yang baru saja memanggilnya.
Iris emasnya mengedar mencari keberadaan sipemilik suara cempreng yang beberapa saat lalu berteriak lantang disepanjang koridor rumah sakit yang sepi.
Bruk!
Kemudian terkejut tatkala seorang bocah yang ia perkirakan berusia sekitar tiga tahun menubruk kakinya dan memelukmya dengan erat.
Senyuman lebar dan binaran polos ketika menatapnya, membuat pria itu tak tega untuk menyentak bocah yang terlihat imut dengan kaos putih dan celana pendek hitamnya.
"Papa!" Sekali lagi bocah itu memanggilnya, kali ini senyumannya semakin lebar hingga membuat gigi susunya yang putih dan rapi terlihat.
Pria itu hendak membuka mulut, namun pekikan seseorang mengalihkan atensinya,
Seorang pemuda berlari kecil kearah mereka.
"A Yuan, sudah mama bilang untuk tidak berlarian. Bagaimana jika kau tersesat hm?"
Pemuda itu meraih bocah yang ia panggil A Yuan kemudian menciuminya hingga menimbulkan giggles lucu khas anak-anak.
Ia bahkan masih belum menyadari sosok pria yang masih berdiri disana sembari menatap lekat dirinya yang.
"Mama geliii~~ hihi. Maafin A Yuan mama, A Yuan sedang mengejal papa~" ujar bocah itu dengan aksen cadelnya, tangannya yang gempal dan mungil menangkup wajah sang mama kemudian memberi kecupan dipipi mulusnya.
"Papa?"
Kemudian iris keabuan pemuda itu beralih pada pria yang masih mematung.
Dan seketika dirinya dibuat terkejut.
"Lan Zhan?"
Sebuah nama yang telah lama hilang dalam jangkauannya kembali terucap diantara bibir merahnya.
Serta merta, hatinya bergemuruh kala takdir akhirnya mempertemukan mereka kembali setelah sekian tahun terpisah tanpa kabar berita.
"Wei Ying."
Suara berat yang sangat ia sukai ketika mengucapkan namanya kembali ia dengar.
Wei Wuxian tak tau, jika sebuah panggilan akan menimbulkan rindu yang sedalam ini.
Ia berdiri perlahan dengan A Yuan dalam gendongannya. Dan meski kejut masih memenuhi dirinya, Wei Wuxian tetap mencoba tersenyum.
"Lan Zhan, mengejutkan bertemu denganmu disini."
Ia menekan raungan dalam dirinya yang ingin menghambur memeluk pria yang pernah memporak-porandakan akalnya itu dimasa lalu.
Juga keinginannya untuk menumpahkan amarah dan luka yang pernah ia torehkan dimasa lalu.
Saat ini, Wei Wuxian hanya ingin berlari, melarikan diri dari Lan Wangji yang kini telah memusatkan perhatian pada putera dalam dekapannya.
"Dia puteramu?"
Wei Wuxian mengangguk, "mn, Wei Sizhui." Katanya mencoba untuk tetap tenang.
Ia merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan menghakimi yang Wangji layangkan padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chateau de Wangxian
Short Storypenggalan kisah pendek Wangxian di era modern. Alternative Universe. disclaimer: I own nothing, whole characters inside are belong to MXTX