abstrak III

3K 510 29
                                        

Happy reading~

.
.

Tuk

Wangji tersadar dari lamunannya taktkala pena yang sebelumya ia pegang kini terjatuh keatas lantai.

Ia membungkuk guna mengambil pena kesayangannya untuk kemudian menatap ukiran nama yang ada disisi pena tersebut.

My dearest one, Lan Zhan.

Ibu jarinya membelai ukiran itu dengan lembut.

Itu, adalah hadiah dari Wei Wuxian untuk ulang tahunnya tepat dua bulan sebelum ia membuat keputusan bodoh yang kini amat ia sesali.

Sebuah keputusan yang ia buat berdasarkan egonya.

Wangji memejamkan matanya ketika perasaan menyayat itu kembali ia rasakan, begitupun dengan genggamannya pada pena yang ada ditangannya.

Dirinya masih teringat dengan pertemuan mereka beberapa hari lalu. Membuat perasaanyang sekian lama ia tahan kini kembali mekar dan meletup-letup.

Sampai pada tahap yang membuat dirinya dibuat sesak oleh rindu yang kencekik.

"Wei Ying."

Dirinya merasa bersalah atas masa lalu buruk yang ia berikan untuk sosok itu.

Dan ketika ia mengingat kembali sosok mungil dan seorang pria yang tampan yang bersama Wei Wuxian tempo hari, malah semakin membuatnya dirundung rasa ngilu yang mendera sekujur hatinya.

Lan Wangji, tidak bisa menerima kenyataan jika Wei Wuxian telah benar-benar menikah dan memiliki putera bersama orang lain.

Itu adalah mimpi buruk yang tak ingin ia pikirkan.

Selama ini ia berpikir jika dirinya masih bisa memperbaiki hubungannya dengan Wei Wuxian, membuat oemuda itu kembali menjadi miliknya seperti dulu.

Dan itulah alasannya berada dinegara ini.

Untuk mengejar Wei Wuxian yang telah melarikan diri dari negara mereka, ketempat yang bersebrangan dengan Lan Wangji pergi.

Tok tok

Wangji mengusap wajahnya dan memperbaiki penampilannya ketika seseorang mengetuk pintu ruangannya dan masuk begitu saja.

"Oh, Wen Qing."

Sapanya pada sosok dokter wanita yang baru saja memasuki ruangannya.

Irisnya memandang rekan sejawatnya yang terlihat lesu lalu mendudukan diri dihadapan Wangji, "kenapa dengan wajahmu? Kau habis dirampok seseorang?" Celetuknya.

Namun Wangji sama sekali tak memiliki niat untuk membalas pertanyaan konyol tersebut.

Helaan napas berat keluar dari bibirnya, ia memasukan kembali penanya keadalam saku dan mulai membereskan dokumen yang berserakan diatas meja praktek miliknya.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak memeriksa pasien-pasienmu?" Tanyanya dingin.

Wen Qing berdecak, "kau pikir ini sudab jam berapa? Semua pasienku sudah pulang kerumah mereka masing-masing."

"Kalau begitu kenapa kau malah masuk kesini? Apa kau salah mengira ini sebagai rumahmu?" Ia berbalik dan menatap Wen Qing dengan tatapan sinis.

"Cih, aku heran kenapa bisa manusia es sepertimu menjadi dokter spesialis anak?" Ia mencemooh, dan sekali lagi Wangji tak ambil pusing dengan kalimat pedas yang wanita itu lemparkan padanya.

Ia sudah menanggalkan jas kebanggaannya dan bersiap untuk keluar dari ruangan miliknya itu.

"Aku akan mengambil cuti selama sebulan."

Chateau de WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang