1.43 And You

534 94 10
                                    

Mari memulai hari dengan Wangxian.

Enjoy and happy reading~

.
.
.

Kepulan uap tipis keluar dari mulut Wangji saat pria itu menghembuskan napas berat. Lelah yang mendera seluruh tubuhnya terasa seperti sedang melipat tulang-tulangnya hingga remuk tapi otaknya enggan untuk beristirahat.

Dia sudah mencoba memejamkan mata. Tapi alih-alih merasa kantuk, malah kepalanya yang dibuat pusing karena memaksakan diri untuk tidur. Akhirnya Wangji menyerah dan memilih keluar dari apartemen untuk mencari udara segar. Siapa tau otaknya jadi kelelahan setelah diterpa udara dingin tengah malam jadi Wangji bisa beristirahat.

Akan tetapi, bahkan setelah satu jam memutari taman kompleks apartemen sepertinya masih belum ada tanda-tanda dimana kantuk akan datang dan hal itu membuat Wangji frustasi. Kakinya menendang kerikil sebagai bentuk rasa jengkelnya.

"Aw!"

Wangji terkejut mendengar ringisan seseorang tepat setelah ia menendang kerikil barusan. Matanya melirik ke kanan kiri untuk menebak dari mana sumber suara barusan berasal.

Siapa itu? Seingat Wangji saat ini seharusnya hanya ada dia sendiri di disini. Dengan was-was Wangji menelusuri arah suara itu berasal, tangannya menyibak rimbunan semak-semak yang terawat dan jantungnya hampir mencelos ketika menemukan seseorang sedang berjongkok sambil mengusap-usap bokongnya.

"Wei Ying? Apa yang kau lakukan disana?!" Tanya Wangji dengan suara cukup tinggi menyebabkan orang yang dipanggilnya menoleh dengan mata melotot. Sepertinya dia juga sama terkejutnya seperti Wangji.

Tapi tak lama raut wajahnya berubah menjadi menyedihkan dengan bibir melengkung dan mata berkaca-kaca lalu tak lama menghambur menerjang Wangji erat hingga langkahnya terjajar kebelakang hampir limbung, "Apa yang kau lakukan tengah malam begini disini?"

"Lan Zhan~ maafkan aku~ hiks."

Alis Wangji menukik saat Wei Wuxian malah menangis begini alih-alih menjawab pertanyaannya. Alhasil mau tau mau Wangji memeluk bocah SMA dalam pelukannya ini sambil mengusap-usap punggungnya menenangkan.

"Kau kenapa? Kenapa berkeliaran tengah malam disini?"

Wei Wuxian tidak langsung menjawab. Wangji merasa pemuda dalam pelukannya bergerak gelisah dan malah semakin menduselkan wajahnya pada dadanya yang dibalut mantel tidur. Dan entah bagaimana Wangji merasa jika bocah yang dua belas tahun lebih muda darinya ini terlihat seperti anak kucing yang berusaha merayu majikannya setelah tidak sengaja memecahkan vas.

Menggemaskan.

Ah, Wangji mulai melantur akibat kurang tidur. Dia menggelengkan kepalanya cepat untuk mengusir pikiran aneh yang mulai merayapi kepalanya.

"Kalau aku bilang, janji ya kau jangan marah?" Ucapan Wei Wuxian dengan suara lirihnya membuat Wangji membuka matanya kembali.

"Memang apa yang sudah kau lakukan?" Wangji menunduk guna menatap Wei Wuxian yang masih enggan melepaskan pelukannya.

"Eh? I itu- itu-" Wei Wuxian tergagap, matanya bergulir menghindari tatapan Wangji yang terlihat menyelidik dan itu membuat jantungnya semakin berdebar tak karuan.

"Jantungmu berdebar sangat keras, Wei Ying."

Ah jantung sialan! Wei Wuxian merutuk sambil menghentakkan kakinya. Sementara Wangji diam-diam melipat bibirnya menahan diri agar tidak tersenyum dengan tingkah pemuda dalam pelukannya ini.

"Jika kau mengatakannya dengan jujur aku janji tidak akan marah."

"Kau janji?"

"Mn."

Chateau de WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang