abstrak IV

3.2K 516 47
                                        

Happy reading~

.
.

Dan meski Wei Wuxian sempat dibuat terkejut setengah mati dengan pernyataan kontroversial Lan Wangji dihari kelulusan mereka satu tahun lalu,

Pada akhirnya, mereka benar-benar berakhir sebagai sepasang kekasih.

Tepat dihari kelulusan mereka, hubungan sengit keduanya yang terjalin selama tiga tahun berubah menjadi sebuah kisah romansa yang mungkin akan dikenang seantero Gusu Academy dan mungkin juga menjadi sejarah tersendiri bagi angkatan-angkatan setelahnya.

.

"Bagaimana ujian praktekmu?" Wei Wuxian menggeser cup berisi americano kehadapan Wangji yang tengah sibuk dengan laptopnya.

Ini adalah tahun kedua mereka di universitas, yang artinya juga tahun kedua setelah hubungan mereka dimulai.

Sejauh ini, hubungan Lan Wangji dan Wei Wuxian jauh dari kata masalah. Mereka adalah pasangan manis dan romantis yang menjadi idaman setiap orang dan seringkali membuat orang-orang iri tatkala melihat keharmonisan keduanya.

Maka dari itu, bagi sebagian besar mahasiswa di Universitas tempat mereka belajar, Lan Wangji dan Wei Wuxian adalah representasi dari couple goals yang menjadi panutan kebanyakan orang.

"Semuanya berjalan lancar, bagaimana dengan ujianmu?" Ia balik bertanya, sejenak menari diri dari tugas yang tengah ia kerjakan untuk sekedar memberi atensi pada kekasihnya yang saat ini tengah menyenderkan diri dibahu lebarnya dengan ekspresi merengut.

"Aku benci kalkulus, dosennya benar-benar menyebalkan." Keluhnya.

Sebelah tangan besar Wangji terangkat untuk mengusap surai Wei Wuxian yang mulai sedikit panjang, jemari lentiknya menyugar poni yang menjuntai menutupi mata kekasihnya, "sudah kubilang untuk tidak melakukan hal yang membuat Profesor Cheng marah." Katanya lembut.

Intonasi yang mustahil ia gunakan saat dibangku SMA dulu, dan mungkin jika teman-teman angkatan mereka mendengar penuturan Wangji barusan akan melongo tak percaya.

Hey, ini adalah sosok ketua disipliner paling kejam yang pernah dimiliki Gusu Academy, dan Wei Wuxian adalah biang onar yang selalu menjadi sasarannya. Jadi, ketika melihat mereka bertingkah layaknya love bird seperti ini tentu akan menimbulkan kegemparan.

"Aku tidak melakukan apapun, pak tua itu saja yang terlalu sensi padaku. Mungkin karena aku terlaku tampan makanya dia iri."

Ujung bibir Wangji berkedut mendengar penuturan penuh narsisme kekasihnya.

Yah, Wei Wuxian memang akan selalu menjadi Wei Wuxian.

Tak peduli seberapa jinak ia berubah saat ini, tetap saja jiwa narsis dan bar barnya kadang muncul disaat-saat tertentu.

"Kelasmu sudah selesai, kan?" Wangji membereskan laptop dan buku-buku yang berserakan diatas meja kantin.

"Mn, kenapa?"

"Kau tidak lapar?"

Senyuman Wei Wuxian merekah lebar, oh ia sangat suka jika Wangji sudah mengajaknya makan.

"Tentu saja, ayo! Ada restoran barbeque baru diujung jalan sana. Ayo kita coba Lan Zhan~" ia menarik narik lengan kemeja Wangji seperti anak kecil.

Wei Wuxian sangat tidak sabar untuk mencicipi gurihnya daging yang katanya kualitas premiun terbaik ditempat itu.

Membayangkannya saja sudah hampir membuatnya meneteskan liur.

Chateau de WangxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang