Semua kantong kresek yang ada di tangan Khadijah jatuh seketika ke tanah. Begitu juga air matanya yang langsung mengalir deras. Ia tak percaya. Ia yakin ini hanya mimpi.
Semua ini ... mimpi.
"Neng? Kenapa?" Ummi segera mendekat dan menggoyang-goyangkan tubuh putrinya yang menangis dan kaku. Rayhan membereskan sayuran yang berantakan di lantai, sedang lelaki yang ditatap penuh dan menjadi sumber tangisnya itu tersenyum dengan seribu kerinduan.
"Lee ... Jeno."
Ucapan itu sukses membuat ummi dan Rayhan bingung.
"Kamu kenal dia?" tanya ummi, sedang Rayhan ia sedang membunuh pikiran buruknya.
Tidak mungkin dia ...
Tidak mungkin lelaki ini ...Benar. Dia adalah yang Khadijah tunggu. Dia adalah alasan Khadijah menunggu. Entah apa yang menjadi dasar. Sejak awal Khadijah rasa ini tak benar, sejak awal mereka sudah berbeda, tapi entahlah apa alasan Khadijah tetap menunggu.
"Neng?!!" Ummi membuyarkan lamunan Khadijah dengan sedikit membentak. "Neng!! Turunkan pandanganmu!!" bentak ummi lagi, dan Khadijah baru sadar hingga langsung menurunkan pandangannya.
Meski ummi bertekad untuk menjodohkan Khadijah, tapi belum saatnya anaknya itu dengan lugas menatap kepada yang bukan mahramnya.
Air mata Khadijah mengalir deras. Apa yang terjadi sekarang?
"Masuk!" perintah ummi. Khadijah tidak ingin, tapi mau tidak mau ia harus menurut.
Khadijah masuk ke kamar. Menangis sendirian.
Lee Jeno, kau benar-benar datang. Aku merindukanmu, sangat.
Ummi duduk di sofa, di depan Lee Jeno, tetangga yang ummi niatkan untuk menjadi pendamping hidup putrinya. Tapi entah apa yang sedang terjadi sekarang.
"Nak Jeno? Apa nak Jeno mengenal putri Ummi?"
Lee Jeno tidak bisa berbohong lagi. Jeno mengangguk lemah.
Dunia Rayhan sepertinya hancur. Ia menatap Jeno dengan tidak percaya. Lelaki yang ummi agungkan, lelaki yang ummi anggap pantas. Dia adalah lelaki dengan agama berbeda, apa ummi tahu itu?
"Kalian saling mengenal?" tanya ummi sedikit antusias. Bisa Rayhan tebak ummi belum tahu fakta terbesarnya.
"Sejak kapan?"
"Sejak Khadijah datang ke Korea."
Ummi menyipitkan mata. Korea? Tidak mungkin. Ummi menepis pikiran buruk yang sempat terlintas. Laki-laki ini sangat paham tentang ajaran Islam, tidak mungkin semua yang ada dipikirannya saat ini benar.
"Ohh jadi kalian bertemu di Korea, apa kamu sama seperti Khadijah? Belajar ke Korea juga?"
"Saya ... berasal dari sana."
Ummi menatap Rayhan, meminta keyakinan bahwa apa yang sedang ummi pikirkan tak benar.
Namun, dunia ummi juga hancur saat Rayhan mengangguk, seolah bisa membaca apa pertanyaan ummi dan membenarkannya.
Innalillahi ...
Bencana, bagi kami ..."Begitu ya." Jawaban ummi singkat. "Mungkin Khadijah lelah, dan Ummi juga sedikit lelah, Ummi mau istirahat dulu, jika kamu dan Rayhan mau bicara silahkan, Ummi mau permisi dulu." kata ummi beralasan.
Tiba-tiba ummi berpamit pergi. Sepertinya ummi tahu sekarang. Beberapa hari yang lalu Rayhan memang menceritakan alasan Khadijah menangis semalaman sekaligus alasan Khadijah selalu mengatakan tak siap menikah, jadi ummi juga ingin mempercepat rencananya agar putrinya tak masuk ke jurang itu.
Tapi yang terjadi sekarang ...
"Tidak Ummi, sepertinya Rayhan juga lelah, saya sebaiknya permisi."
Ummi mengangguk, mencoba untuk tetap tersenyum, bagaimanapun juga tamu harus tetap di hormati, terlebih dirinya yang mengundang untuk datang.
Setelah kepergian Lee Jeno, kaki umi langsung lemas. Untung Rayhan siap sedia menahan tubuh itu, jika tidak tubuh ummi pasti sudah menghantam meja kaca.
"Ummi, gak papa?"
Tatapan ummi masih kosong, masih tidak menerima kenyataan pahit ini.
"Pantas dia bilang belum bisa menjawab salam dari Ummi. Ummi kira memang belum fasih, tapi karena dia tidak se-iman dengan kita."
Yang menjadi petaka bukanlah perihal itu, tapi hati Khadijah yang sudah terlanjur mencintai.
.
.
.
.
.Pada kaget kan??! Aku double date! Eh, double update :v
Wkwk akhirnya terjawab sopiler sopiler selama ini yakk wkwkDah chingudeul jangan penasaran lagi siapa tetangga itu, sekarang mulai berpikir gimana selanjutnya rencana mereka berdua wkwk :v
Kira-kira Khadijah ada niat kawin lari kagak ye? 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahadat & Seoul | Lee Jeno ✅
Romance(TAMAT) ~Part masih lengkap~ Lee Jeno, mencintaimu adalah larangan bagiku, dan aku sudah melanggar larangan itu, patut semesta menghukumku ... Diantara banyak hati yang ia ciptakan kenapa ada namamu diantara butiran tasbihku, dirimu yang tak seiman...