33 - Tamu Rahasia

309 56 9
                                    

Pagi ini Khadijah masih mengurung diri. Kebetulan ia sedang tidak berkewajiban menjalankan lima waktu. Dan hari ini hari senin, jadi semua orang puasa dan ia tidak harus memasak.

Khadijah masih meringkuk di balik selimut saat Rayhan masuk ke kamarnya setelah mengetuk.

"Dijah," panggil Rayhan lembut. "Mas sama ummi mau ke puskesmas dulu ya? Sepertinya ummi semakin tidak sehat."

Pamitnya Rayhan membuat hati Khadijah terluka. Sudah berapa hari ini ia tidak bicara sama sekali pada umminya. Ia tidak menyalahkan Lee Jeno atas ini, tapi ini semua salahnya yang jatuh hati pada seorang yang bukan umat rasulnya.

Baru beberapa menit Rayhan pergi, kini rumah itu dipenuhi dengan dering ponsel yang melantunkan surah Al-Mulk. Buru-buru Khadijah kembali ke kamarnya untuk mengangkat panggilan.

"Dijah?? Assalamualaikum!!"

Suara Husnah nampak gawat sekali hingga ia hampir lupa mengucap salam. "Walaikumsalam, ada apa, Nah? Kenapa kamu gawat banget?"

"Kamu pasti belum baca berita, kan?"

Memang. Khadijah terlalu malas melakukan aktivitas.

"Jeno!!"

Spontan Khadijah menjadi fokus ketika Husnah menyebut nama itu.

"Kamu gak tau kabar terbaru Jeno?!!"

Tau, Nah. Dia datang.

Khadijah memang belum sempat menceritakan pada Husnah, sebab semua masih terbilang kacau. Ia takut sahabatnya nekat datang ke Bandung.

"Ke-kenapa? Lee Jeno?"

"Lee Jeno hilang!!"

Meski tau Lee Jeno ada disini, tapi Khadijah tetap terkejut. Nampaknya Jeno datang kesini dengan memaksakan diri.

"Nah? Nanti aku telpon lagi ya! Assalamualaikum!"

Khadijah memutus panggilan secara sepihak bahkan sebelum ia mendengar sahutan salam dari lawan bicaranya.

Ia harus bertemu dengan Lee Jeno. Lee Jeno tidak boleh mengorbankan semuanya. Lee Jeno tidak boleh hancur untuk hal yang sia-sia seperti cintanya pada Khadijah yang tidak akan pernah berhasil.

Jeno, tolong ... Dengarkan aku ... Kau dimana?

***
"Hyung, tolong sebentar lagi saja." Mohon seorang kepada orang diseberang sana yang terhubung di ponselnya.

Sepertinya dia sedang dimarahi habis-habisan, melihat raut wajahnya yang seperti bersalah.

"Sejak awal aku sudah aneh, Jeno! Kenapa kau memutuskan untuk keluar dari grup dan melakukan solo! Kau berusaha pergi sedikit-sedikit dari pandangan dunia?!!"

Benar. Lee Jeno ingin pergi dari dunianya yang dulu, sebab dunia itu melarangnya untuk jatuh cinta.

"Jeno pikirkan sekali lagi!! Banyak orang yang akan hancur jika kau lakukan ini!! Kau tidak memikirkan teman-temanmu? Meskipun kalian sudah tidak segrup tapi tetap saja mereka terkena getah akibat ulahmu!!"

"Dunia sudah baik-bak saja selama 4 tahun tapi sekarang kau menjatuhkan bom kembali?!! Ada banyak orang yang bergantung padamu!! Staff semua!! Hidup mereka tergantung dari perilakumu!!"

Kenapa sangat berat untuk pergi?

"Hyung, dengarkan aku lebih dulu. Hyung aku punya alasan--"

"Kembali sekarang juga!! Aku tahu dimana dan apa yang sedang kau coba untuk lakukan!! Berhenti atau kesabaranku akan habis."

"Berhenti, sebelum aku melakukan sesuatu pada wanita itu!!"

"Hyung!!!!"

Tepat saat panggilan diputuskan oleh manajernya, bel kamar apartemennya berbunyi.

Mau tidak mau ia harus berjalan ke pintu. "Siapa disana?"

"Maaf menganggu pagimu, Tuan," sahut petugas apartemen. "Kau memiliki tamu."

Tamu?

Sepertinya tidak ada yang tahu jika ia tinggal disini. Dan lebih lagi ia tidak kenal dengan siapapun.

"Siapa di--"

Kalimat Jeno terpotong seketika saat dia mengintip lewat lubang pintunya. Hatinya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Hatinya akan meledak sebentar lagi.

.
.
.
.

Siapa??? Siapa kira-kira hayooo!!!!
Maaf update terlambat, karena hari libur author jadi males hehe :v

Syahadat & Seoul | Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang