38 - Syahadat

574 66 13
                                    

Hidup ini bagaikan butiran tasbih, bermula dan berakhir di tempat yang sama, jadi untuk apa kau menyombongkan segalanya kau akan kembali ke tempat dimana kau berasal, yaitu akhirat

.


.


.
.

Air mata bening jatuh di figura kecil seukuran tangan. Gadis dengan jubah putih dan dihias dengan beberapa bunga di bagian kepala sedang memandang rindu dua orang yang telah bahagia bersama di surga Allah.

"Bah, Mi, Neng minta doanya." Lalu dipeluknya erat-erat figura itu melepas rindu yang menggunung yang selama ini hanya bertemu lewat doa saja.

"Terima kasih, Ummi sudah melahirkan Neng, terima kasih Abah sudah selalu mendoakan Neng."

Pintu kamarnya diketuk. Gadis itu pun membuka pintu kamar.

"Neng?"

Dua orang wanita memeluk tubuh itu segera. Sahabat jannahnya. Ketiganya menangis bersamaan. Tidak ada kata yang terucap, mereka hanya mengungkapkan semuanya dengan derai air mata.

"Terima kasih sudah datang, Mba."

Zayla tersenyum di dalam tangisnya. "Berdosa aku jika aku sampai tidak datang hari ini, Neng."

"Zayla yang tambah gendut!!" Husnah gemas mencubit hidung Zayla yang merah.

Mereka pun tertawa diantara tangis bahagia itu.

Ketiganya duduk saling berhadapan. Saling melemparkan cerita dan senyum.

"Nah," panggil Zayla. "Inget gak? Dulu Neng pernah bilang untuk tidak mencintai Lee Jeno dengan terlalu sampai menimbulkan rasa ingin memiliki sebab suatu hari nanti kita bakal punya kehidupan dan pasangan. Jangan mengharap balasan cinta dari Jeno sebab suatu saat Jeno akan menemukan tulang rusuknya juga."

Husnah mengangguk ingat.

"Nyangka gak sih kalo orang yang nasihatin kita itu adalah tulang rusuk Jeno?"

Kali ini Husnah menggeleng.

Hening beberapa detik, lalu mereka tertawa terbahak bertiga.

Tawa. Ya mereka tertawa, namun kenapa air mata mereka tak berhenti mengalir.

"Jangan nangiss!!" geram Husnah menyeka wajah Khadijah yang tiada lain adik iparnya.

Kemudian tak lama, Rayhan datang mengetuk pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Neng? Mas boleh masuk?" ucapnya dari luar.

Mendengar itupun Zayla dan Husnah berpamit untuk keluar sebentar, memberikan kesempatan kepada kakak beradik itu untuk berbincang.

"Wahh adik Mas cantik sekali, pertama kali Mas liat Neng pakai make up di wajah."

Meski tidak tebal, tapi wajah cantik wanita yang dirindukan surga ini memang dihiasi oleh make up.

Entah kenapa suara itu sangat menyedihkan untuk di dengar. Awalnya Khadijah berusaha untuk tersenyum, tapi pada akhirnya ia gagal.

Khadijah langsung memeluk kakaknya itu. Menangis di dalam pelukan sang kakak yang sangat berarti baginya.

Hanya Rayhan yang ia punya sejauh ini. Rayhan yang selalu membimbingnya. Rayhan yang selalu menemaninya, disaat orang lain bercerita ria dengan Ibu mereka, Khadijah bercerita ria dengan Rayhan, disaat anak wanita lain dicintai dengan sangat oleh sang ayah mereka, Khadijah dicintai oleh Rayhan dengan sepenuh hati, disaat orang-orang membanggakan orang tua mereka, Khadijah membanggakan Rayhan.

Hidupnya, semua tentang menyayangi Rayhan sejauh ini. Hingga rasanya belum ikhlas untuk menjadi tanggung jawab orang lain.

"Neng jangan nangis, Abah lagi liat Neng, Ummi juga lagi liat Neng."

"Masak iya manten nangis gini," goda Rayhan.

Padahal di dalam hatinya, Rayhan sungguh belum ikhlas pula melepas adiknya itu. Seperti yang dikatakan orang-orang, seorang ayah akan sangat sedih ketika putrinya akan dilepas tanggung jawab, begitulah yang dirasa Rayhan.

"Mas Rayhan, acaranya sudah akan dimulai." Husnah memberi peringatan dari luar.

Khadijah pun melepaskan pelukannya, Rayhan menyeka air mata adiknya itu. Mungkin ini kali terakhir Rayhan berkesempatan memasangkan cadar ke wajah adiknya.

Dengan berat hati, Rayhan memasangkan cadar putih ke wajah adiknya, ia tersenyum tapi hatinya sedang menangis.

"Jadilah istri yang sholihah, jangan sekalipun menyakiti hati suamimu, sesungguhnya surgamu ada kepadanya nanti."

"Jaga diri baik-baik, makan dengan baik, beribadah dengan lebih baik." Dielusnya kepala Khadijah dengan tulus lalu dibacakannya sholawat dengan suara gemetar sebab menahan tangis.

***
"Ashadualla ilaha illallah .. wa ashaduanna muhammad rosulullah ..."

Lepas syahadat kedua dibaca. Suara sorak sorai membuat jantung Khadijah mencelos.

Rayhan memeluk lelaki yang juga tak percaya bahwa dirinya sudah menggapai cinta Allah.

Derai tangis bukan hanya dari satu dua orang, tapi hampir semua orang yang hadir di rumah ini.

Khadijah keluar dari kamarnya. Statusnya saat ini adalah seorang hawa dari Lee Jeno. Selepas syahadat kedua itu dilafadzkan dengan sempurna, Khadijah Amayyah Al-Arsyid sah menjadi pasangan halal dari Jeno Lee.

Pertama kali mata mereka bertemu dengan kehalalan, pertama kali tangan mereka saling menggenggam dengan ridha allah, pertama kali bagi Khadijah untuk mencium tangan lelaki selain Rayhan dan Abahnya.

Hari ini adalah hari dimana pintu-pintu keberkahan di buka lebar-lebar. Hari dimana perjuangan cinta yang melibatkan allah di dalamnya berakhir indah.

Percayalah kami, bahwa cinta yang melibatkan allah di dalamnya tidak pernah gagal

Seperti yang kau katakan, Jeno.

Allah sangat menyayangi aku yang penuh dosa ini

Allah mengabulkan segala permohonanku, bahkan allah menjadikannya lebih indah dari yang aku bayangkan

Lee Jeno, suamiku. Terima kasih telah menjadikan aku salah satu dari banyaknya ceritamu, terima kasih sudah menjadi penyempurna imanku, terima kasih sudah mencintai muhammadku, dan terima kasih sudah percaya pada indahnya kasih sayang Allah

Dengan ini, maka Allah putuskan untuk memberimu kesempatan. Mari kita bergandengan tangan, kita pergi bersama ke Jannah Allah, Lee Jeno.

.
.
.
.

Hwehwehwe 😭😭
Bawang merajalela😭😭
Udah mau tamat aja weee😭😭

Sedih banget aku mau ucap perpisahan sama Dijah dan Jeno hiksss :'(

Besok ada epilog terakhir ya guys, jangan putus hubungan ya kita chingudeul💚💚

Terus dukung author ya meskipun Dijah dan Jeno mau pamit, nanti bakal ada cerita yang gantiin kok dan dijamin bikin kalian cengar cengir juga hwehwehwe :)

Saranghae kalian banyak-banyak💚💚

Syahadat & Seoul | Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang