34 💐 Punya Hwang Yunseong

927 170 81
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]



















Yunseong tidak bohong saat ia bilang akan pagi-pagi ke rumah keluarga Kang. Karena Minhee bahkan belum bangun saat ia sampai di sana. Ayah Daniel yang membukakan pintu untuknya dan mengatakan bahwa si sulung keluarga itu masih tidur. Lalu, saat sang ayah mengijinkannya untuka langsung mengampiri si manis, ia hanya pergi ke dapur untuk menyapa bunda dan langsung menuju kamar kesayangannya itu.

Benar. Minhee masih tidur. Tapi, sekarang sudah jam tujuh lewat. Yunseong yakin sekali untuk yang satu itu, karena tadi sudah jam tujuh saat ia pamit pada Sejeong untuk ke rumah itu.

Jam tujuh lewat itu masih pagi kan untuk ukuran hari libur dan seorang pacar yang datang mengunjungi pacarnya di rumah?

Kalau kata Junho sih itu pagi sekali. Alias ngapain anjir? Pagi bener? Kuliah saja mulainya jam delapan.

Tapi, Yunseong tidak peduli.

Seperti apa yang ia katakan pada Minhee dini hari kemarin. Ia ingin menabung energi sebelum berangkat ke Bali besok dan kembali sibuk dengan pekerjaannya dan nanti Minhee kembali sibuk dengan urusan kuliahnya. Dan lagi, ia berpikir jika semester ini ia tak bisa sering mengunjungi Minhee seperti semester sebelumnya. Sudah banyak agenda yang disusun dan ia tidak bisa bertindak seenaknya.

Memasuki kamar si manis setelah menutup pintu, lelaki Hwang itu tersenyum kecil saat maniknya menangkap wajah tenang Minhee yang masih terlelap. Entah apa yang bocah itu lakukan semalam sehingga ia terlihat seakan baru tertidur satu jam yang lalu.

Tidak langsung menghampiri Minhee yang masih tertidur, Yunseong memilih untuk pergi ke arah jendela dan langsung menyibak gorden—membuat cahaya matahari masuk begitu saja dan langsung menimpa wajah manis pacarnya. Dapat ia lihat jika si manis merengut tidak senang dalam tidurnya sebelum sebuah gumaman kecil keluar dari bibir mungilnya.

“Bunda ngapain sih? Tutup dulu, aku masih ngantuk.”

Yunseong kembali tersenyum kecil ketika melihat si manis bergerak mengubah posisinya—jadi membelakangi jendela—setelah menggumankan dua kalimat tadi. Si manis sepertinya tidak nyaman tidur dengan keadaan ditimpa cahaya. Ah, Yunseong lihat juga bahwa lampu kamar itu mati. Padahal Minhee pernah bercerita bahwa selama PKL lalu, ia dan Eunsang tidur dalam keadaan lampu menyala karena terlalu takut pada penghuni kamar asrama, yang bisa saja muncul di tengah kegelapan.

Oke, lupakan tentang itu.

Sekarang waktunya memanggil Minhee. Ia tidak punya banyak waktu untuk mengisi energinya karena harus mengurus beberapa hal di malam hari. Ngomong-ngomong, besok ia akan berangkat dengan jadwal penerbangan pertama. Jadi, tidak ada waktu untuk berduaan dengan Minhee lebih banyak lagi.

“Dek?”

Yunseong menepuk pelan pundak si manis sambil mendudukan dirinya di sisi ranjang. Ia juga mulai menggocangkan pelan tubuh pacarnya itu tapi Minhee hanya bergumam samar tanpa ada tanda-tanda akan bangun.

Hal itu membuat Yunseong tersenyum kecil sebelum naik sepenuhnya ke atas tempat tidur si manis dan berbaring di sampingnya.

Menatap Minhee dan jendela yang terbuka selama beberapa saat, lelaki Hwang itu lalu memposisikan dirinya setengah berbaring. Ia lalu menyanggah tubuhnya dengan lengan kirinya dengan posisi menghadap Minhee. Tangan kanannya lalu bergerak, menarik pundak yang lebih muda untuk menghadapnya sebelum membawa si manis dalam dekapannya.

Minhee?

Belum sadar dengan semua pergerakan itu. Ia masih memejamkan matanya. Bahkan bergerak mencari posisi yang nyaman saat Yunseong sudah mendekapnya. Tangannya bahkan sudah bergerak untuk memeluk pinggang Yunseong dan wajahnya sudah mendusel di dada yang lebih tua.

[2] THE JOURNEY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang