[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Sebelum baca, aku mau ngasih tahu kalau mulai part ini, setting waktunya bakal kuacak-acak. Jadi, nanti jangan kaget ya...
Jelang akhir tahun, Minhee sudah pulang lagi ke rumah ayah dan bunda. Berbeda dengan liburan setelah PKL lalu, kali ini Minkyu dan Junho juga pulang ke rumah orang tua mereka. Agenda kumpul-kumpul tentu jadi salah satu hal yang wajib mereka lakukan.
Ngomong-ngomong, Wonjin bagaimana?
Minhee tidak tahu pasti. Si manis bermarga Ham itu belum mengatakan dengan jelas apa ia juga akan pulang ke rumah orang tuanya atau tetap mendekam di Semarang seperti liburan-liburan sebelumnya. Ya, sejak tamat SMA dan memilih kuliah di Semarang, Wonjin memang belum pernah pulang ke rumah orang tuanya. Alasannya? Orang tuanya yang melarang.
Jadi, hari ini mereka bertiga—Minhee, Minkyu dan Junho—punya rencana untuk kumpul-kumpul lagi. Di rumah siapa? Terserah saja, siapapun jadi.
Tapi, Junho pagi-pagi sudah muncul di rumah Minhee. Membuat si manis bermarga Kang itu tidak berhenti misuh setiap Junho mengganggu tidurnya.
“Bangun, sialan! Lo malas banget sih udah siang gini masih ngebo!”
Minhee berdecak ketika untuk kesekian kalinya, Junho masuk ke kamarnya dan menganggu tidurnya. Karena memang lelaki Cha itu sudah berulang kali masuk ke kamarnya sejak ia datang—entah di jam berapa—dan Minhee selalu menolak untuk bangun lalu melanjutkan tidurnya.
Junho sendiri sudah berdecak kesal ketika Minhee bahkan tidak mengindahkan panggilannya. Maka dengan kekesalan itu, ia manarik begitu saja selimut yang membungkus tubuh tinggi sahabatnya itu.
“APA SIH, BANGSAT?! LO GAK ADA KERJAAN APA DARI PAGI GANGGUIN GUE MULU?!”
Minhee tidak tahan, jadi berteriak kesal ketika ia hampir jatuh dari tempat tidur karena Junho menarik selimut yang membelit tubuhnya.
“Ya makanya bangun!” tapi, Junho menyahut dengan santai, “ini udah jam sembilan lewat, anjing!”
“Ngapain sih lo nyuruh gue bangun pagi-pagi?” Minhee masih kesal, ia bahkan akan membungkus tubuhnya lagi dengan selimut jika Junho tidak lebih cepat menarik benda itu dan membuangnya begitu saja ke lantai, “gue mau tidur, masih ngantuk. Ntar siang baru ke rumah Minkyu, malas banget gue ketemu lo.”
“Heh, lo pikir ini masih pagi apa? Udah mau jam sepuluh, goblok! Lagian lo ngapain sih semalam sampe jam segini masih ngantuk? Gue laporin si abang nih kalo lo begadang.”
“Bacot, setan!”
Minhee mendengus ketika Junho mulai mengomel. Cerewetnya Junho pagi ini sudah mengalahkan cerewetnya bunda yang sukses membuat Minhee emosi. Jadi, dari pada semakin emosi, ia lebih memilih beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi.
Junho sendiri yang melihat tingkah Minhee juga balas mendengus sebelum memutuskan untuk keluar dari kamar si manis. Ia lalu memutuskan untuk menunggu Minhee di teras depan rumah setelah mengatakan pada Jihyo jika hari ini mereka tak akan ke mana-mana—karena Minkyu yang akan datang.
Minhee keluar ke teras depan setelah hampir lima belas menit. Ia membawa sepiring nasi goreng dan langsung duduk di salah satu kursi yang ada di teras dan langsung makan. Junho sendiri tak terlalu menanggapi apa yang Minhee lakukan. Sudah terlalu biasa melihat sahabat kelebihan kalsiumnya itu bertingkah seperti itu. Jadi, ia memilih sibuk sendiri dengan ponselnya hingga pertanyaan dari si manis Kang itu mengambil alih perhatiannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/217838931-288-k729175.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanfictionBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb