[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Sudah sebulan Wonjin bekerja sebagai sekretaris Yunseong di Karangasem sana. Itu artinya, sudah sebulan pula Minhee tinggal sendirian di kos. Sejeong sudah jelas ingin menarik calon menantunya itu untuk kembali tinggal di Tuban saja. Tapi, Minhee menolak karena menurutnya memang lebih baik jika ia tinggal di Sanur. Selain memang karena lebih dekat dengan tempat kerjanya, ia juga tidak mau merepotkan Sejeong terlalu banyak.
Sebulan ini, semua berjalan dengan baik. Tidak ada berita aneh dari Karangasem dan Minhee menjalani harinya dengan biasa-biasa saja. Bekerja dengan giat setiap harinya dan menghabiskan akhir pekan di Tuban—sekalipun si kakak pacar tak bisa pulang karena urusan pekerjaannya.
Tapi, ada satu hal yang berbeda. Yaitu kebiasaan lama Minhee kembali. Mungkin, tidak diceritakan sebelumnya, tapi pemilik marga Kang itu sebenarnya punya satu kebiasaan jelek dulu. Yaitu ia yang jadi jarang dan malas memperhatikan jadwal makannya ketika sedang sendiri.
Tidak banyak yang tahu pasti, tapi tinggal sendirian memang membuat Minhee sering mengabaikan jadwal makannya. Ini dimulai sejak ia masuk ke sekolah menengah atas dan dikirim kedua orang tuanya ke luar kota. Ia memang tinggal dengan saudara orang tuanya tapi kesibukan dan rasa tak enak membuat jadwal makannya jadi berantakan sejak itu. Jika biasanya ada ayah dan bunda yang dapat memastikan bahwa ia makan dengan teratur, setelah hari itu tidak lagi. Ketika jam makan telah datang dan orang-orang itu masih sibuk dengan urusannya, apa yang bisa ia lakukan selain diam saja? Ia kan hanya menumpang.
Kebiasaan itu semakin menjadi ketika ia masuk kuliah dan semakin parah ketika selesai PKL. Semakin seringnya ia ditinggal sendirian di rumah karena urusan om dan tantenya, ia juga semakin malas memperhatikan makannya. Selama PKL juga ia bisa kembali seperti itu, beruntung ada sahabat-sahabatnya yang selalu memastikan jika ia makan dengan benar.
Minhee memang seperti itu. Ia memang punya porsi makan yang besar, tapi ketika ia sedang sendirian dan lelah, melihat makananpun ia malas.
Dan sebulan ini, kebiasaan itu datang lagi.
Ia sering melewatkan sarapan. Makan sebuah roti ukuran sedang dan minum segelas air putihpun kalau ia ingat. Makan siangpun sering terlewat membuatnya lebih banyak makan di sore hari setelah pulang kerja. Jika ia sudah makan di sore hari, tidak ada lagi makan malam. Dan kalau ia sudah benar-benar malas, ia hanya akan makan setelah benar-benar lapar.
Sore ini, setelah pulang kerja, Minhee hanya goleran di atas karpet di dalam kamar. Ia belum mengganti bajunya. Yang ia lakukan hanya berguling malas sebelum memeriksa isi ponselnya. Ia terlalu malas beranjak, bahkan untuk makan seporsi makanan yang tadi dibelinya sebelum pulang.
Tidak banyak pemberitahuan yang masuk ke ponselnya. Hanya ada pesan dari Sejeong dan Junho tentang akhir pekannya dan ajakan bermain ke Karangasem, serta pesan wajib yang selalu datang dari Yunseong tiga kali sehari.
“Sudah makan?”
Bagi beberapa orang, pesan itu tentu sangat perhatian dan manis. Tapi, beberapa lainnya menganggap bahwa itu tidak berguna. Ada yang bilang, “Yang selalu bertanya ‘sudah makan?’ akan kalah dengan yang bilang ‘aku di depan, bawain kamu makanan.’" Apa gunanya bertanya sudah makan tapi tidak diajak makan?
Tapi bagi Minhee, pertanyaan itu sudah lebih dari cukup. Yunseong bukan orang sembarangan yang punya banyak waktu luang untuk sekedar bertanya apa ia sudah makan atau belum. Dan ketika lelaki itu mau mencuri sedikit saja waktu untuk bertanya, ia sudah merasa sangat diperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanficBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb