03 🏡 Calon Besan Ayah dan Bunda

1.2K 196 27
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]





















“Ha? Gimana, ma?”

Minhee melemparkan tatapannya bertanyanya pada wanita cantik yang duduk di depan sana. Sementara wanita itu masih tersenyum. Jihyo yang duduk di sisinya menatap mereka bergantian. Ia masih belum mengerti tentang apa yang terjadi antara anaknya dan wanita di depan mereka itu. Lalu, ketika ia melihat wanita itu membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, ia segera beranjak lalu menarik pelan anaknya.

“Kak Seje, bentar ya? Aku ngomong dulu sama anakku. Bentar aja,” lalu, tanpa menunggu jawaban dari Sejeong—wanita itu—Jihyo langsung menarik Minhee untuk menjauh dari ruang tamu—membuat Yujin yang juga ada di sana mengikuti mereka. Ia memilih membawa anaknya ke ruang makan.

“Kak, kamu kenal sama kak Sejeong sama kak Minhyun?”

Lalu, saat sampai di sana, Jihyo langsung mengajukan pertanyaan tanpa menunggu. Minhee sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Sama seperti Jihyo yang tidak mengerti bagaimana ia kenal dengan pasangan suami istri itu, iapun tidak mengerti bagaimana sang bunda bisa mengenal mereka. Sementara Yujin terlihat menjadi penyimak yang baik saat ini.

Minhee mengangguk kecil ketika ia menyadari sang bunda tengah menunggu jawabannya.

“Siapa?”

“Mama sama papanya kak Yunseong,” si manis sempat diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan bundanya dengan sedikit ragu.

“Yunseong?”

“Pacar lo ya, Min?!”

“Apa sih lo?” Minhee langsung bertanya tidak senang begitu Yujin ikut mengajukan pertanyaan setelah bunda mereka bertanya. Tidak lupa ia melempar tatapan tak senangnya pada bocah itu.

“Kamu ngapain di sini?” lalu, ketika Jihyo mengajukan pertanyaan itu, Yujin yang akan menjawab kakaknya jadi mendengus kecil sebelum beranjak pergi dari ruangan itu—lebih tepatnya dari rumah. Akan sangat bahaya jika Jihyo tahu ia tetap di rumah dan ikut campur urusan kakaknya itu.

Lalu, setelah Yujin pergi, Jihyo kembali melemparkan tatapannya pada Minhee yang terlihat sedikit takut di posisinya saat ini.

“Jadi?”

Minhee tidak tahu pasti apa maksud Jihyo mengajukan pertanyaan itu. Tapi, ia tahu pertanyaan itu merujuk ke mana. Jawabannya? Ia tahu. Hanya saja, ia sedikit khawatir dengan reaksi Jihyo setelah itu. Terlepas dari hubungan sang bunda dan kedua orang tua Yunseong, ia lebih khawatir dengan apa yang akan Jihyo katakan tentang dirinya sendiri.

“Pacarku, bun,” jadi ketika Jihyo sudah menatapnya dengan tatapan yang menuntut jawaban, ia hanya bisa menjawab itu dengan keraguan.

“Sejak kapan pacarannya?”

“Baru kok, bun,” Minhee menjawab pelan, “dua minggu.”

“Ketemu di mana?”

“Di Bali kemarin,” setiap jawaban yang Minhee berikan terdengar ragu. Tapi, ia tak bisa membohongi Jihyo. Ingat bukan dia pernah mengatakan pada Yunseong bahwa wanita itu tak pernah mengajarinya untuk berbohong. Maka ia juga tidak berbohong pada wanita itu, “kak Yunseong ternyata sepupunya Juno.”

“Kamu ketemu dia di Bali? Terus dalam satu bulan kamu udah pacaran sama dia?”

Lalu, ketika Jihyo mengajukan dua pertanyaan itu, Minhee tidak dapat menahan dirinya untuk menatap sang bunda dengan tatapan terluka. Ia  tahu maksud Jihyo. Wanita itu hanya ingin ia tak terluka nantinya. Satu bulan ya? Bagi beberapa orang, itu terlalu singkat untuk memulai sebuah hubungan.

[2] THE JOURNEY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang