40 📖 Tiba-tiba?

661 139 20
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]


















“Yakin lo sendirian aja gak apa-apa?”

Minhee mengangguk pasti saat Dongpyo mengajukan pertanyaan itu padanya. Saat ini mereka baru saja tiba di bandara Ngurah Rai dan Eunsang sedang sibuk menghubungi Junho untuk menjemputnya.

Pertanyaan tadi Dongpyo ajukan sebagai reaksi dari ucapan Minhee sebelumnya—yang meminta mereka untuk pergi duluan saja dan ia akan menunggu Wonjin yang masih satu jam lagi baru tiba di bandara itu. Dan itu juga bentuk aksi sembunyi Minhee. Karena sampai ia tiba inipun, ia belum memberitahu siapapun yang ada di pulau indah itu bahwa ia ke sana. Eunsang dan Dongpyo juga sudah ia mintai tolong untuk tidak mengatakan itu pada siapa-siapa.

Hasilnya?

Tentu saja saat Junho akan datang menjemput kekasihnya itu, mau tidak mau Minhee harus sembunyi dari jangkauan pandangan lelaki Cha itu.

“Santuy gue mah,” jawab pemilik marga Kang itu kemudian.

“Santuy mata lo bengkak,” sahut Dongpyo malas, “Wonjin sampe jam berapa?”

“Gak tahu, sejam lagi.”

“Cih bodo.”

Minhee mencibir saja, masa bodoh dengan ucapan Dongpyo. Ia lebih memilih melihat ponselnya beberapa saat sebelum Eunsang mengucapkan sesuatu yang membuat ia kembali menatap temannya itu.

“Sembunyi gih, Juno katanya udah nyampe.”

“Sembunyi di mana?” tanya balik Minhee yang sukses membuat Eunsang mendelik kecil padanya.

“Ya di mana kek, terserah lo. Jangan jadi goblok deh,” tapi Dongpyo duluan yang menjawab.

Si Kang mencibir lagi, “Juno suruh nunggu depan Solaria aja sih, lo berdua yang nyamperin ke sana.”

“Dih ogah,” jawab Eunsang begitu saja, “Lagian lo ngapain sih, anjing, pake acara sembunyi segala dari dia?”

“Kan gue udah bilang kalau mau ngasih kejutan buat kak Yunseong.”

“Ngasih kejutan buat kak Yunseong atau lari dari kenyataan?”

Eunsang bertanya sarkas dan membuat Minhee mendelik tajam ke arahnya. Tapi, pemilik marga Lee itu tidak peduli. Seakan tidak melihat bahwa tatapan tajam itu Minhee berikan padanya, ia dengan santai mendorong si Kang itu menjauh.

“Pergi sana lo sebelum gue ngadu kalau lo juga ke Bali bareng kita.”

“Iya, iya,” jawab Minhee malas sambil meraih kopernya untuk ia tarik ke mana saja—yang bisa menjadi tempatnya bersembunyi dari jangakauan pandangan Junho yang nanti datang.

“Cepet selesaiin masalahnya, Min,” ucap Eunsang lagi saat ia belum benar-benar jauh, “Gue cape liat Juno galauin lo mulu tiap hari.”

“Hilih, bilang aja lo cemburu.”

“Tai lo!”

“Eunsang kasar, ya? Laporin papa Myung nih.”

“Bacot, bangsat!”

“Hahahahahahahaha!”

Minhee menutup pertengkaran tidak penting itu dengan tawa tidak tahu malunya. Membuat Eunsang dan Dongpyo buru-buru mengalihkan tatapan mereka darinya. Sungguh, Kang Minhee benar-benar tidak punya malu kalau urusan tertawa seperti itu.









[2] THE JOURNEY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang