[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Yunseong panik bukan main saat Junho menelponnya di jam sebelas siang dan mengatakan jika Minhee demam. Lelaki Hwang itu memang tidak menghubungi si manis sejak tadi pagi karena memang itu permintaan pacar manisnya.
Kemarin, setelah ia memulangkan pacar manisnya itu ke rumah tante si pacar di jam setengah tujuh malam—sesuai permintaan—pacarnya itu mengatakan untuk tak menghubunginya besok. Alasannya karena pemilik marga Kang itu ingin menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang hari.
Jadi, ketika Junho menelponnya dan mengatakan bahwa Minheenya demam, ia jelas panik dan langsung melompat turun dari kasurnya. Lalu, tanpa peduli jika penampilannya masih sedikit berantakan, lelaki Hwang itu langsung meraih jaket, dompet, ponsel dan kunci mobilnya begitu saja.
Melewati ruang keluarga di rumah Hyunjin, ia dapat melihat saudara sepupunya itu tengah goleran di sana dengan tangan yang sibuk mengutak-atik ponsel. Ketika Hwang yang lain itu menanyakan ia akan ke mana, ia hanya menjawab seperlunya dan pergi begitu saja.
Setelah mengendarai mobil hampir dua puluh menit, Yunseong akhirnya tiba di rumah tante Minhee. Lelaki itu memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan berjalan ke arah rumah—yang besarnya sama dengan rumah pacarnya.
Setelah mengetuk pintu dan menunggu beberapa saat, pintu rumah itu akhirnya terbuka dan menampilkan seorang wanita yang Yunseong perkirakan usianya lebih muda dari bunda Minhee. Garis wajah wanita itu juga mirip dengan Jihyo, hanya saja bunda pacarnya itu lebih cantik.
“Nyari siapa, ya?” wanita itu mengajukan pertanyaan dengan mata yang memincing ketika menatap Yunseong.
Ngomong-ngomong, ini memang pertama kalinya Yunseong bertemu dengan wanita itu. Sebelumnya, setiap ia mengantar Minhee memang tidak ada yang menyambuat pacarnya itu, bahkan ketika Minhee baru datang dari rumah orang tuanya dua minggu yang lalu.
“Minhee,” Yunseong menjawab pertanyaan wanita itu, “saya nyari Minhee.”
“Kamu siapa?” wanita itu mengajukan pertanyaan lagi saat Yunseong menjawab bahwa ia mencari Minhee, “temen kampusnya Minhee, ya? Gak pernah ke sini sebelumnya, kan?”
Lalu, lanjutan pertanyaan yang diberikan wanita itu lantas membuat Yunseong menggeleng, “saya Yunseong, pacarnya Minhee.”
Setelah Yunseong menjawab pertanyaannya, wanita itu terlihat kaget. Matanya melotot dan ia diam menatap Yunseong selama beberapa saat sebelum ia mengangguk kecil.
“Minhee lagi bantuin saya di belakang. Kamu duduk aja dulu, saya penggilin dia.”
Yunseong jelas kaget dengan apa yang wanita itu katakan, tapi ia mengangguk saja—dan wanitu itu masuk ke dalam rumah. Tadi Junho bilang Minhee demam, lalu kenapa pacarnya itu tidak istirahat? Dan apa yang ia lakukan? Membantu wanita tadi—yang Yunseong tebak adalah tante si pacar—di belakang?
Yang benar saja?
Hampir dua menit Yunseong duduk di sofa ruang tamu itu hingga akhirnya Minhee muncul dengan wajah kagetnya. Tapi, lelaki Hwang itu tak peduli dengan ekspresi kaget si pacar. Nyatanya, ia lebih peduli pada wajah pucat dan manik yang tidak secerah biasanya.
“Kakak ngapain ke sini?”
Pertanyaan itu diajukan ketika Minhee sudah di depannya, membuat ia sedikit mendongak karena si manis masih berdiri.
Tapi, Yunseong sama sekali tidak berniat untuk menjawab. Yang ia lakukan justru mengulurkan tangannya, meraih tangan Minhee lalu menarik pemilik marga Kang itu untuk duduk di sampingnya. Selanjutnya, tangannya kembali bergerak, menyentuh kening Minhee yang terlihat berkeringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
أدب الهواةBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb