[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
“Bohong kalo saya bilang gak cemburu.”
“Kenapa harus marah? Mini bahagia dan bisa selepas itu sama mereka, saya gak bisa marah.”
“Iya, saya sayang banget sama Mini.”
“Gaklah. Saya gak takut Mini bakal ada apa-apa sama Juno. Walaupun kedekatan mereka buat orang lain salah paham, saya tahu kalo mereka cuma nganggap satu sama lain sebagai saudara. Mereka hanya udah terlalu biasa bareng-bareng. Lagian, kalo gak nganggap Juno saudara, Mini gak mungkin ngejar saya sampe segitunya.”
“Kamu cemburu sama Mini? Wajar sih, Juno emang goblok. Harusnya dia ngasih kamu status biar ngeliat mereka kayak sekarang, kamu gak panas-panas banget.”
“Kalo Juno gak ngasih kamu status, gas aja udah. Saya liat, kamu lebih berani dari Mini.”
Eunsang merengut saat mengingat kalimat apa saja yang Yunseong katakan padanya tadi selama sesi baku hantam Minhee vs Junho ft. Wonjin dan Minkyu. Saat ini mereka baru selesai makan dan tengah duduk setengah sadar di teras rumah Minhee. Wonjin dan Minkyu yang saling bersandar di ujung teras—dekat dengan jalan menuju gerbang, Junho duduk di lantai depan pintu dan bersandar di sana, dan Yunseong di kursi kayu yang sama dengan yang tadi—dengan Minhee yang duduk di lantai dan bersandar di paha lelaki itu. Lalu, dirinya sendiri di kursi yang sama dengan yang sejak tadi didudukinya.
Ngomong-ngomong, mereka makan makanan yang tadi dibawah Minkyu dan Wonjin. Pasangan kekasih itu memang sudah membeli makanan untuk makan siang—bersama camilan yang tadi mereka bawa—sesuai permintaan sang tuan rumah.
Memangnya di rumah Minhee tidak ada makanan?
Memang tidak ada. Jihyo dan Daniel bersama kedua adik Minhee pergi pagi-pagi sekali karena rumah kerabat mereka yang lumayan jauh—si sulung Kang itu seharusnya ikut, tapi ia jelas menolak—sehingga wanita itu tidak sempat memasak untuk anak sulungnya. Sebenarnya, Minhee dan Wonjin bisa saja memasak untuk makan siang. Tapi, si manis Kang itu yakin seratus persen jika itu akan gagal jika ada Yunseong di rumahnya. Kenapa? Alasannya sudah terlalu jelas, bukan?
Jadi, Minhee meminta Minkyu dan Wonjin untuk membeli makanan saja saat mereka akan ke rumahnya. Siapa yang bayar? Kali ini bukan Yunseong sendiri, karena mereka patungan. Minkyu sama Junho ngerasa gak ada harganya kalo makan siang pacar sama gebetan mereka dibayarin sama pacar orang. Haha...
Lalu, setelah makan siang dan membereskan bekas makan mereka, semuanya kompak duduk tanpa tenaga di teras itu. Padahal seharusnya jadi lebih semangat karena baru selesai makan. Tapi, karena ini sudah siang dan angin yang bertiup pelan—membuat suasana teras itu jadi lebih sejuk—tentu saja semua langsung mengantuk.
Minkyu tiba-tiba beranjak dari duduknya dan hendak berjalan memasuki rumah, “Min, kasur lantai yang biasa di kamar lo, kan?”
“Kamarnya Minho,” dijawab cepat oleh Minhee yang masih asyik bersandar di paha Yunseong, “mau goleran di mana lo?”
“Di teras sampinglah,” tapi, bukan Minkyu yang menjawab karena jawaban itu datang dari Wonjin. Si manis bermarga Ham itu juga sudah beranjak dari duduknya dan menyusul Minkyu ke dalam rumah.
Ah, teras samping rumah Minhee. Tempat paling adem dan nyaman di sekitar rumah itu. Dulu, saat mereka masih kecil, tempat itu menjadi tempat Wonjin dan Minhee untuk tidur siang. Lalu berubah menjadi tempat kumpul paling favorit dan tempat tidur siang kesukaan Minkyu dan Junho sejak memasuki SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanficBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb