22 💐 Orang Ketiga

1K 195 33
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]





















Menjelang penghujung Desember, hujan bukan sesuatu hal yang baru. Sama halnya hari ini. Beberapa hari terakhir memang hujan tidak terlalu sering sehingga Minhee masih bisa sibuk ke mana-mana.

Tapi hari ini tidak sama sekali. Hujan turun dengan deras sejak pagi hari dan si manis harus merelakan jika hari ini ia harus berdiam seharian di rumah dengan Yujin yang juga tidak ke mana-mana. Sebenarnya, bukan masalah besar jika ia harus tinggal di rumah seharian, tapi kehadiran Yujin sedikit mengganggunya. Jika biasanya si adik akan menghilang entah ke mana, hari ini Yujin pasti akan diam saja di rumah. Dan itu akan terasa sedikit tidak nyaman.

Oh tentu saja, mereka belum berbaikan setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Minhee belum menegur Yujin dan anak itu juga sepertinya belum berniat untuk menyapa Minhee lebih dulu. Ayah dan bunda tidak bisa berbuat banyak selain menasehati mereka. Baik Daniel maupun Jihyo paham jika anak-anak mereka sudah dewasa dan harus bisa menyelesaikan masalah sendiri.

Lalu, apa yang Minhee lakukan?

Tentu saja rebahan dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Setelah sarapan, ia langsung masuk kamar dan tidak melakukan apapun. Hanya menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut dan diam memandangi layar ponselnya.

Kata orang, hujan akan membuatmu mengingat kenangan—dengan mantan. Tapi, Minhee mana punya mantan? Dan yang ada, setiap harinya hanya diisi dengan mengingat Yunseong.

Ah, Yunseong.

Kakak pacarnya yang ganteng. Kesayangannya yang dulu terasa sangat sulit untuk digapai. Entah kebaikan apa yang telah Minhee lakukan dahulu sehingga Tuhan begitu baik mempermudah kisahnya dengan lelaki Hwang itu. Padahal, jika mengingat kembali awal ia menyukai Yunseong, semua terasa tidak gampang. Kesempatannya untuk bisa bersama dengan Yunseong sangat kecil.

Tapi, kini Hwang Yunseong miliknya.

Ya, hanya miliknya.

Benar seperti itu, kan?

Tentu sa....

Oh astaga.

Minhee tiba-tiba mendengus kasar ketika mengingat kejadian dua hari yang lalu di rumah Yunseong. Tentang kedatangan seorang gadis yang mencari kakak pacarnya. Otaknya masih bekerja keras untuk mencari tahu siapa gadis itu.

Hari itu, ia hanya sempat melihat bagian belakang gadis itu. Saat ia hendak maju lebih jauh untuk mencari tahu siapa gadis itu, Sejeong lebih dulu datang dan menariknya kembali ke dapur. Wanita itu langsung heboh berbicara padanya tentang keinginannya untuk memasak bersama menantunya, membuat Minhee tidak jadi bertanya perkara gadis yang mencari Yunseong.

Sementara Yunseong sibuk sekali seharian. Ingat bukan jika ia mengatakan pada sahabat-sahabatnya jika sang ayah yang datang menjemputnya untuk pulang. Karena Yunseong memang sibuk.

Bahkan sampai hari ini.

Ia paham, tentu saja.

Ini menjelang akhir tahun dan perusahaan kakek Hwang yang bergerak di bidang perhotelan, tour, travel dan sejenisnya pasti sibuk sekali karena jelas banyak orang yang mengambil kesempatan berlibur di akhir tahun. Apalagi Yunseong sudah secara paten ditugaskan kakeknya untuk menangani cabang baru perusahaan yang dibuka lelaki itu di Karangasem, Bali bulan Juli lalu. Yunseong pasti sibuk.

Dan Yunseong memang sibuk.

Lelaki itu hanya menghubunginya di malam hari sebelum ia tidur untuk menanyakan bagaimana harinya dan memberi sebuah pesan selamat tidur. Lalu, di pagi hari akan ada sebuah pesan selamat pagi dan semangat menjalani hari.

[2] THE JOURNEY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang