[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Sejeong meletakan piring terakhir berisi lauk ke atas meja makan lalu menatap para anak muda yang mengelilingi meja itu. Keningnya lantas berkerut sambil memindai satu per satu anak-anak itu hingga berhenti pada anaknya yang duduk di sebelah Hyunjin dekat kepala meja.
“Seong, mantu mama mana?”
Pertanyaan itu diajukan, yang lantas membuat semua yang ada di meja itu jadi menatap ke arahnya—sebelum berpindah pada Yunseong yang masih menatap sang mama. Karena sejujurnya, mereka juga tidak tahu ke mana Minhee. Si adik tadi tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi dari ruang keluarga. Yunseong mengikutinya dan mereka tidak tahu ke mana. Lalu, saat Yunseong kembali, lelaki Hwang itu juga tidak mengatakan apa-apa terkait si adik dan mereka juga tidak berusaha mencari tahu karena raut wajah Yunseong yang sudah berubah datar. Jadi, kini mereka juga sama penasarannya dengan Sejeong tentang kehadiran si manis bermarga Kang itu.
“Ada di kamar,” jawab Yunseong pelan, “Lagi tidur.”
“Bangunin dong, Seong. Ini udah jam makan siang.”
“Kan tadi dia udah makan.”
Jawaban Yunseong seketika membuat sang mama mendelik tajam ke arahnya, “Kamu tuh gimana, sih? Kayak gak kenal pacarmu aja. Lagian nih ya, sejak kapan kamu biarin dia gak makan siang walaupun dia udah makan sejam sebelumnya? Sana panggilin,” wanita itu lalu berucap cepat sebelum berjalan ke arah Yunseong dan meraih alat makan anaknya, “Kamu gak boleh makan kalau gak ada Mini.”
“Ma?” Yunseong jelas langsung menatap Sejeong dengan tatapan tak terima. Mana bisa seperti itu? Sebenarnya, bukan masalah besar jika ia harus memanggil Minhee dulu, tapi kan mereka...
“Kenapa?” tanya Sejeong yang terlihat tidak senang karena protes kecil sang anak, “Tumben banget kamu nolak kayak gini? Kalian lagi gak ada masalah, kan?”
Yunseong langsung menggeleng, “Enggaklah.”
“Ya udah, panggilin.”
“Tapi dianya lagi tidur.”
“Panggilin!”
Yunseong mendengus kecil, lalu dengan gerakan sedikit malas ia akhirnya beranjak dari duduknya untuk pergi ke kamarnya untuk memanggil si manis. Ini bukan hal yang berat—ia tahu itu. Hanya saja, ia tidak yakin apakah Minhee mau mendengarnya atau tidak. Karena tadi, setelah mengatakan bahwa dirinya akan menjadi dek pacar yang baik dan pengertian, Minhee langsung naik kembali ke atas kasur, menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut dan tidak melakukan apapun saat Yunseong memanggilnya sebelum keluar kamar.
Minhee tidak pernah marah sebelumnya. Mereka bahkan tidak pernah ribut sama sekali setelah hampir enam bulan ini berpacaran. Lalu siang ini, entah si manis yang terlalu kekanakan atau dirinya yang terlalu sensitif, mereka bertengkar untuk pertama kalinya. Ya, walau pertengkaran mereka tidak sebesar yang orang lain pikirkan. Tapi, Yunseong sendiri belum mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah kecil mereka itu.
Yunseong baru sampai di lantai dua, tapi gerakannya tiba-tiba berhenti ketika merasakan getaran panjang di saku celananya. Ia pikir itu ponselnya, tapi ketika ia meraih benda itu, ternyata ponsel Minhee yang tadi diambilnya yang bergetar dan menampilkan panggilan dari kontak ‘PahKyu’. Yunseong tebak, itu pasti Minkyu. Jadinya, ia memutuskan untuk menjawab panggilan itu di ruang keluarga yang ada di lantai dua sebelum pergi memanggil si manis.
“Hal...”
“Min elah, sialan! Lo di mana, setan?! Hujan gede gini kok lo gak nyampe-nyampe rumah gue?! Udah lebih dari sejam yang lalu lo bilang otw, sialan! Lo otw ke mana, hah?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanficBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb