[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
September 2010
Pelajaran Fisika sedang berlangsung ketika Minkyu menendang kursi yang diduduki Minhee. Anak laki-laki itu sudah berbisik memanggil Minhee sejak sepuluh menit yang lalu, tapi tak ada reaksi apapun dari si Kang. Sementara Wonjin yang sudah dipindahkan ke belakang untuk duduk di samping Minkyu tidak henti-hentinya menggerakan bibirnya—mengomel dalam diam—kala melihat tingkah Minhee yang tidak mau menoleh juga sejak tadi. Padahal, Junho yang duduk di samping si Kang itu sudah menoleh ke belakang beberapa kali sejak tadi.
Dua puluh menit berlalu, Minhee masih pada posisinya dan tidak menanggapi sama sekali panggilan Minkyu dan Wonjin. Lalu, ketika guru yang mengajar pamit ke ruang guru karena ada sebuah urusan setelah memberikan beberapa soal untuk dikerjakan, Wonjin langsung menendang kursi Minhee dengan keras.
“Apa sih lo?”
Akhirnya...
“Lo yang apa, setan?!” Wonjin balik bertanya tidak senang, “dipanggilin dari tadi gak noleh. Biar apa?”
Minhee mendelik ketika Wonjin mengajukan pertanyaan lain lagi. Selanjutnya, ia berdecak sebelum kembali menghadap ke depan dan sibuk lagi dengan bukunya.
Minkyu yang ada di samping Wonjin melihat si pipi gembul itu mendengus tidak senang saat menatap si Kang. Ia lalu merapatkan kursinya pada kursi Wonjin sambil menggeser buku cetak Fisika ke tengah meja dan mendekatkan diri pada teman sebangkunya sejak dua bulan yang lalu itu.
“Kenapa sih dia? Dari pagi moodnya kayak gak bagus gitu? Dipanggil gak pernah nyaut,” Minkyu berbisik pelan membuar Wonjin secara alami ikut mendekatkan diri ke arah Minkyu.
“Kayaknya ada masalah di rumah.”
“Masalah?”
Wonjin meraih alat tulisnya lalu menoleh pada Minkyu sambil mengangguk kecil.
“Dia gak cerita sama lo?”
Minkyu pikir, Wonjin pasti tahu masalah apa yang tengah terjadi pada si manis Kang itu. Ia memang sudah sekelas dengan Minhee sejak pertama kali masuk SD, tapi ia tidak sedekat itu dengan Minhee. Sejauh ini, orang yang ia tahu paling dekat dengan Minhee ya Wonjin.
“Gak.”
Tapi, jawaban yang diberikan Wonjin sambil menggeleng membuatnya menatap tak percaya anak yang duduk di sampingnya itu.
“Anaknya emang gak suka cerita kalo ditanya. Nanti kalo udah baikan baru cerita sendiri,” Wonjin melanjutkan jawabannya tadi dengan sebuah informasi tentang Minhee, “tapi, gue gak bisa ngeliat dia kayak gini. Walaupun tahu gak bakal dijawab, gue gak bisa buat gak nanya. Selama ini, gue selalu gampang tahu tentang dia karna kita tetangga. Biar dia gak cerita juga, gue bisa cari tahu sendiri.”
Minkyu mengangguk saja saat mendengar informasi yang Wonjin berikan tentang Minhee. Tapi, ada satu yang masih sedikit mengganjal di pikirannya.
“Dia anak broken home ya?”
Iya, Minkyu pikir keluarga Minhee pasti bermasalah. Biasanya, anak yang punya masalah di rumah kan seperti itu?
“Gak, kok,” jawab Wonjin tenang, “ayah bundanya baik-baik aja. Tapi, kayaknya masalah sama adeknya.”
“Adeknya? Si Yujin?”
Wonjin mengangguk saja sebagai jawaban.
“Gue masih gak percaya kalo si Yujin adeknya,” Minkyu berucap membuat Wonjin yang akan menulis sesuatu di bukunya jadi menatap ke arahnya, “tuh bocah kayak gak suka gitu sama Mini.”
![](https://img.wattpad.com/cover/217838931-288-k729175.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanfictionBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb