46 💐 Tiga Agustus

530 124 53
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]


















Kak Yunseong 💙
Terakhir dilihat 16:47

Selamat satu tahun sama-sama dengan status, adek sayang.
Makasih banyak udah nemenin kakak setahun ini.
Tetap nemenin kakak terus, ya, sampe nanti, sampe kita dipisahin sama maut.
Tetap sama kakak sampe kakak udah siap lahir batin buat nemuin ayah dan minta kamu buat jadi milik kakak.
Pokoknya tetap sama kakak sampe nanti.
Maaf kalo ini gak ada romantisnya sama sekali, kakak kan emang gak romantis.
Maaf juga karna ngucapnya cuma lewat chat gini aja. Kakak hari ini lagi sibuk banget, mau dari pagi tapi kerjaan lagi banyak banget. Ini juga masih ada.
Jaga diri kamu baik-baik ya di situ.
Kakak sayang sama kamu.
Selalu...









Minhee mengerjap, menatap deretan pesan yang sudah masuk ke ponselnya sejak setengah jam yang lalu. Mungkin, pesan itu masuk saat ia dan Junho masih dalam perjalanan dari Sanur ke Tuban.

Ya, ia memang menginap di Tuban sejak minggu kemarin. Alasannya karena Wonjin sedang ada urusan dengan keluarganya sehingga ia harus ke rumah keluarganya dan Sejeong yang tentu saja tak mengijinkan calon menantu satu-satunya dan kesayangannya itu untuk tinggal sendirian di Sanur sana.

Jadi, di sinilah ia sekarang. Di kamar Yunseong di villa yang ada di Tuban itu, dengan tangan yang memegang ponselnya setelah ia selesai mandi. Menggosok pelan pipinya, Minhee lalu menoleh ke arah meja kerja si kakak pacar di mana ada sebuah kalender kecil di sana.

3 Agustus.

“Gue sama kak Yunseong anniv ya hari ini?” tanyanya kemudian sambil berjalan ke arah meja kerja itu dan meraih kalendernya. Menatap benda itu sesaat, kerutan samar lantas tercipta di keningnya, “Gue lupa tanggal berapa gue jadian sama kak Yunseong.”

Jarinya lalu bergerak, menunjuk angka-angka yang ada di kalender itu, “Tanggal dua gue balik dari Tigaron, tanggal enam gue pulang. Tanggal tiga, empat, lima....” diam sesaat, pemilik marga Kang itu lalu memasang wajah berpikirnya dengan serius, “Wah, berarti gue pas balik dari Tigaron, besoknya langsung jadian sama kak Yunseong dong. Hebat juga ya, gue,” lanjutnya sebelum kembali menatap kalender di tangannya, “Tapi, habis jadian langsung LDR. Fak.”

Meletakan kembali kalender ke tempatnya, Minhee lalu melangkah ke arah kasur dan merebahkan diri di sana. Ia kembali menatap layar ponselnya—yang masih menanpilkan ruang obrolannya dengan Yunseong—lalu tersenyum kecil.

“Harus balas apa nih?”

Bergumam samar, otaknya kini memikirkan balasan macam apa yang harus ia kirimkan untuk Yunseong.

Balas selamat satu tahun juga...? Ah, Minhee tidak mau. Ia maunya mengatakan langsung pada Yunseong. Setidaknya, walau Yunseong tidak ada di depannya, ia bisa mengatakan itu lewat telpon.

Ah, sebaiknya ia meminta si kakak untuk menelponnya jika pekerjaannya sudah selesai.

Merekahkan senyumnya dengan indah, pemilik marga Kang itu sudah bersiap untuk membalas pesan yang Yunseong kirim tadi. Tapi, belum juga satu huruf ia ketik, ketukan pada pintu kamar membuatnya menatap ke sana.

Tidak mau repot memikirkan siapa orang yang baru saja mengetuk pintu—karena sudah dapat dipastikan jika itu adalah salah satu dari kedua orang tua Yunseong—Minhee segera beranjak dan membuka pintu itu. Dan benar saja, ada Sejeong di sana. Wanita itu mengajaknya untuk pergi berbelanja sesuatu di Indomaret karena Minhyun belum pulang. Karena tidak ada hal yang ia lakukan, Minhee setuju saja dan pergi dengan calon mama mertuanya.

[2] THE JOURNEY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang