[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
“Jangan kelamaan di sana, weekend kalau gak piket balik ke sini.”
Sejeong berucap sedih saat akan melepas Minhee yang hari ini pindah ke Sanur. Calon menantunya itu telah resmi diterima di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di usaha perikanan—membuat sang calon menantu harus pindah ke sana agar lebih dekat dengan tempat kerjanya. Sejeong masih tidak rela, anaknya sendiri bekerja di Karangasem dan menantunya kini pindah ke Sanur, tapi mau bagaimana lagi. Itu tuntutan pekerjaan dan ia tidak bisa memaksa.
“Iya, ma. Aku gak lupa ke sini, kok.”
“Kalo kamu lupa, mama sama papa yang jemput.”
“Ih mama mah, aku gak akan lupa.”
Saat mereka tiba di pintu depan, sudah ada Junho, Minkyu dan Wonjin di sana—menunggu Minhee untuk pergi bersama. Ngomong-ngomong, Junho sudah kembali dari Karangasem setelah mengantar Eunsang beberapa hari yang lalu.
“Mana barang-barang lo?” tanya Junho saat matanya menangkap sosok Minhee dan sang tante yang sudah keluar.
Minhee tidak menjawab dengan pasti, ia hanya menunjuk kopernya yang memang sudah dikeluarkan sejak tadi dan diletakan di samping pintu, “Tuh.”
“Itu doang?”
“Kan emang gue ke sini cuma bawa itu,” jawab Minhee begitu saja.
“Barang yang lain?” tanya lelaki Cha itu lagi, “Masa lo masuk kos cuma bawa pakaian aja sih.”
“Kan kemarin udah diisi kak Yunseong sama Kyu.”
“Oh iya, lupa gue.”
“Ngebucin mulu sih lo, jadinya lupa kan.”
“Ngaca goblok!”
“Gak usah, gue tahu gue indah.”
“Ta...”
“Bacot terus!”
Junho belum selesai menjawab Minhee, tapi suara Wonjin yang lebih dulu terdengar memotong perdebatan tidak penting mereka sukses membuat lelaki Cha itu tidak jadi melanjutkan ucapannya dan jadi menatap si Ham itu.
“Heheh.”
“Heheh.”
Wonjin menjawab malas, sedangkan Junho hanya menyengir. Dua detik kemudian, lelaki Cha itu balik menatap Minhee sebelum beranjak dari duduknya.
“Ya udah, pamit ya, tante.”
Junho berucap kemudian sambil berjalan ke arah koper Minhee dan meraih benda itu dan dijawab anggukan saja oleh sang tante, “Jagain, Jun, calon mantu tante. Jangan sampe lecet.”
“Pasti itu, tan. Lecet dikit mah bukan bang Yunseong doang, tapi ayah juga bakal menggal aku. Kesayangan tuh.”
“Makanya jagain baik-baik.”
Junho memberikan gestur oke, lalu menarik koper ke arah mobil lebih dulu. Minkyu dan Wonjin ikut berpamitan pada wanita itu sebelum ikut beranjak mengikuti Junho. Lalu, saat hanya tersisa Minhee dan Sejeong, si manis kembali menatap wanita kesayangan si kakak pacar dan tersenyum ceria.
“Pamit ya, ma,” ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya pada Sejeong—bermaksud meminta tangan wanita itu untuk ia salim. Lalu, saat Sejeong memberikan tangan kanannya, ia membawa tangan wanita itu dan menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] THE JOURNEY || HwangMini
FanficBefore and After PKL Kang Minhee, Hwang Yunseong and their journey. bxb