Prolog

2.9K 124 3
                                    

***___***___***

Anak perempuan itu berlari memasuki sebuah rumah megah di salah satu kawasan elite. Satpam dan orang-orang yang bekerja di sana tidak terlalu mempedulikan anak perempuan berambut sebahu itu karena memang sudah terbiasa melihatnya datang ke rumah.

Brak.

Itu suara pintu yang dibuka kasar karena saking terburunya.

"Steven!"

Anak lelaki yang dipanggilnya menoleh sembari mengelap air mata yang bersisa di kedua pipinya.

"Elsa".

Anak perempuan yang bernama Elsa itu langsung menubrukan tubuhnya memeluk Steven seolah takut tubuh kecil itu hilang bila dia tidak cepat meraih tubuh itu dalam pelukannya.

"Kamu gak papa?"

"Gak papa, kok".

"Maaf, ya, aku lama".

"Gak kok".

Elsa melepaskan pelukannya. Matanya menatap Steven dari atas sampai bawah dan sehabis itu menghela napas lega karena anak laki-laki di depannya baik-baik saja.

Lalu, Elsa kembali memeluk Steven lagi dengan erat. Hati anak perempuan itu masih ketar-ketir karena sejam yang lalu Steven mengirim pesan padanya bahwa anak laki-laki itu kembali melihat kakaknya.

***___***___***

Halo!

Cerita ini aku tulis sudah lumayan lama, ya. Bolak-balik ganti judul, tapi pada akhirnya ini akan menjadi judul terakhir.

Semoga saja cerita ini akan terus bisa kulanjutkan, ya. Karena pada akhirnya aku kembali merindukan karakter-karakter yang pernah kuciptakan dalam kepalaku.

Terima kasih masih membaca 🫶

Menghitung BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang