6. penampakan (2)

8K 1.2K 310
                                    

Klo tante boleh tebak, jgn2 kamu metongnya gegara kecemplung di kolam ya mister? Dr kemarin motonya di pinggiran kolam mulu sih 😅😆

Diana POV

"Dianaaa... dinnn bukain pintunya cepetttt!!"

Aku yang baru saja selesai mandi dan masih dengan handuk membelit tubuh terkejut mendengar suara Ika di iringi suara gedoran pintu tidak sabaran.

"Bentar Ka, gue make baju dulu" Sahutku sembari membuka lemari dan meraih pakaian dalam, celana pendek dan baju kaus longgar yang nyaman untuk di pakai tidur.

"Gak usah make baju Dinnn... uhuhuhu... cepetan buka pintunyaaa..." Suara Ika terdengar merengek dan ketakutan.

Kenapa sih itu anak? Kelaperan? Pengen makan eh gak tahunya nasi di magic com nya udah berubah warna jadi kuning dan keras jadi gak enak lagi di konsumsi terus sekarang dia mau minta nasi ke gue? Pikirku absurd.

Memang terkadang Ika malam-malam begini suka kelaperan padahal sebelum pulang ke kostan kami selalu mampir ke rumah makan untuk makan malam terlebih dahulu atau kalau lagi malas ya pesan makanan online atau kalau lagi rajin kami masak mie rebus pakai nasi atau yahh gitulah rutinitas anak kostan normalnya.

Dengan gerakan santai aku memakai pakaian dalam dan celana pendek lalu meloloskan kaus dari kepala.

"Dianaaaa... jahat beneran elu gak bukain pintuuuu... uhuhuhu..."
Suara Ika semakin terdengar merengek.

Dengan cepat aku melangkah dan membukakan pintu untuknya sebelum orang-orang di kostan ini terganggu karena kebisingan suara temanku ini.

Ika menyerbu masuk dengan wajah pucat pasi.

"Eh, kenapa lu, Ka? Kelaperan banget ya sampe muka elu pucet gitu?" Tanyaku begitu Ika berbalik badan ke arahku setelah aku menutup pintu kamar.

Ika benar-benar pucat pasi, wajahnya seputih kapas seakan tidak di aliri darah, tubuhnya tiba-tiba terduduk di atas karpet lalu bersandar di pinggiran ranjang dengan menekuk kedua lututnya dan kepalanya langsung melesak menunduk.

"Ka, elu kenapa?" Tanyaku lagi lalu menghampirinya, mataku melebar ketika mendapati tubuhnya ternyata gemeteran dengan hebat.

"Ka? Kenapa? Cerita?" Tanyaku penasaran lalu meraih pundak dan memeluk tubuhnya agar dapat mengurangi apa yang sekarang dia rasakan saat ini.

Sepertinya tubuh Ika gemeteran bukan karena perutnya kelaparan minta di isi ulang, gemeteran tubuhnya jelas di sebabkan oleh hal lain.

Tidak butuh waktu lama tubuh Ika berangsur normal, kepalanya mendongak setelah tanganku mengurai pelukan.

"Adatelapakkakigededikamar... uhuhuu..." Ucapnya ngeri.

"Ha? Apaan?" Tanyaku tidak begitu jelas mendengar perkataannya barusan, Ika berkata dengan sekali tarikan nafas.

Temanku ini mengedarkan pandangannya ke tiap sudut kamar.

"Gue tidur di sini ya Din" Pinta Ika, lalu tangannya mengusap-usap kedua ketiaknya.

"Elu kenapa sih? Ceritain ke gue pelan-pelan, biar gue ngerti, bulu ketek elu berdiri lagi?" Tanyaku ikutan mengedarkan pandangan ke belakang.

Ika langsung mengangguk cepat.

"Di kamar..."

"Ada telapak kaki..."

"Gede"

Ucapnya patah-patah, wajahnya masih terlihat pucat.

"Telapak kaki gede?" Tanyaku masih bingung.

Kepalanya lagi-lagi mengangguk.

"Gue tidur di sini ya Din, serem gue kalo balik ke kamar" Ika menarik-narik lenganku.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang