39. let's do it (1)

9.7K 1K 370
                                    

Ngga ya, mulmed ini ga vulgar kan? Tulung jgn report tante krn menyebar mulmed beginian, tante tuh baik klo nemu photo hot ya mending lsg nyebarin ke kelen2 semua 🤭😆

Mark POV

Diana keluar dari kamar mandi beberapa saat kemudian.

Aku sengaja memberinya waktu untuk mempersiapkan diri seperti aku yang sekarang merasakan debaran kencang menunggunya keluar dari kamar mandi.

Perempuan berambut panjang yang sekarang sudah menjadi istriku ini berjalan dengan canggung ke arah ranjang dengan tubuh berbalutkan bathrobe.

Aku tersenyum menyambutnya.

Matanya kian melebar seiring langkahnya mendekat.

"Udah siap banget ya nungguin aku gak pake baju" Ucapnya dengan wajah memerah lalu menunduk.

"I'm so ready" Jawabku jujur lalu membuka kedua lututku sehingga intiku mencuat ke atas.

Diana mendongak, lagi-lagi matanya melebar dan mengikuti gerakan intiku yang mengayun ke atas karena sudah sangat keras.

"Ya ampun, mataku..." Diana langsung menutup wajah.

Aku berdiri hendak menarik tubuhnya dan tidak berhenti terkekeh.

Diana pasti baru melihat pria telanjang untuk pertama kalinya.

"Open your eyes hun" Ucapku begitu melihat mata Diana terpejam setelah aku membuka tangannya dari wajah.

"Gak bisa, belum siap" Jawabnya lalu menunduk.

Aku kembali terkekeh.

Istriku sangat polos.

"Aku mau kita saling bertatapan sepanjang kita bercinta" Bisikku setelah aku mendekat dan menunduk, berbisik pelan di telinganya.

"Jangan bikin orang berdebar-debar dengarnya" Ucap Diana, kulihat perempuan itu menelan ludah dengan susah payah.

Senyuman langsung menghiasi wajahku.

Dengan cepat aku menarik tubuhnya masuk ke dalam pelukanku.

"Mau mulai sekarang?" Tanyaku dengan suara bergetar karena menahan hasrat yang sudah di puncak.

"Sebentar, aku tuh masih penasaran sama keberadaannya Fabian" Diana mendorong tubuhku ke belakang.

"Ck, sialan memang Fabian, sampai aku mau menyalurkan hasrat dengan istri saja dia masih menyusahkan begini" Decakku dengan tangan menyisir rambut kesal.

"Aku bisa tahan emosi dia mewariskan perempuan-perempuan yang sudah menjadi korban playboynya itu"

"Tapi kalau masalah aku harus menunda menyalurkan hasrat yang sudah ti..."

"Maaf Mark" Diana memotong perkataanku yang sarat dengan amarah.

Istriku membelai dada dan turun mengusap otot perutku dengan mencoba tersenyum.

Mataku terpejam menikmati usapannya yang kian turun ke bawah. Diana tidak mengetahui seberapa besar efek yang dia timbulkan karena tindakannya.
Aku kembali membuka mata karena usapan Diana terhenti di pinggang.

"Kenapa berhenti?" Tanyaku frustasi.

Diana terlihat mengedarkan pendangannya ke penjuru ruangan seperti memastikan sesuatu.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang