Tante ngebayangin di chap sebelumnya pas balik badan eh liat mark pose kaya begini, duhh auto lsg tindih mode on klo tante mahhh 😆😆
Krn klo di resapi pandangan matanya om mark kaya ngajak kawin gitu 🙈Mark POV
"Keluar!!" Usir Diana galak lalu mendorong pahaku sehingga tubuhku terjatuh dari ranjangnya.
"Mbak Diana galak banget sih, kasian om Marknya sampe kejengkang gitu"
Aku menoleh ke arah suara, melihat begitu banyak sosok di balik jendela yang berebutan melihat ke dalam kamar.
Jendela berbentuk persegi panjang ukuran 50 x 100 cm itu penuh dengan kepala masing-masing sosok penunggu kamar Diana.
Aku mencari wajah Fabian dan Julpah di antara mereka tetapi tidak aku temukan.
"Saya gak peduli, keluar sebelum saya teriak dan bikin heboh satu kostan ini" Diana melotot ke arahku yang masih terduduk di atas karpet tebal.
Dengan gerakan perlahan aku berlutut lalu berdiri, menunduk menatap Diana dengan pandangan bingung.
Entah kenapa perempuan ini menghindariku.
Apakah karena ciumanku kemarin? Aku tahu lagi-lagi aku kehilangan kendali diri untuk tidak menciumnya.
Seperti sekarang ini, melihatnya marah dengan emosi tinggi aku tidak ikut terbawa emosi, yang ada aku malah ingin kembali merengkuhnya untuk mencocokkan apakah tubuh Diana memang pas di pelukanku sesuai dengan apa yang aku ucapkan atau tidak.
Diana masih menatapku galak dengan napas berderu dan dada naik-turun.
"Saya itung sampe tiga kalo gak keluar saya bakalan teriak" Ancamnya lagi.
"Saya gak akan beranjak dari kamar ini sebelum tau alasan kenapa kamu menghindari saya" Ucapku lalu menarik kursi di belakang dan duduk di atasnya dengan tangan bersedekap.
Kedua tangan ini harus dikendalikan agar tidak menariknya masuk ke dalam pelukanku.
Mati-matian aku mencoba menahan diri.
Dan aku sangat penasaran kenapa sikapnya berubah padaku. Padahal kemarin kami berciuman sampai membuat bibirnya membengkak.
"Keluar, Mark. Saya beneran akan teriak" Diana kembali mengancam.
"Saya lebih memilih untuk mendengar suara teriakan kamu memanggil nama saya ketika saya memasuki kamu pelan-pelan" Aku mencondongkan tubuh ke arahnya.
Gila, aku memang sudah gila sampai mengucapkan kata-kata barusan.
Tidak pernah sekalipun mulutku ini mengeluarkan kata-kata seperti itu seumur hidup. Mungkin Fabian sering berkata seperti ini semasa hidupnya tetapi lain hal denganku.
Diana memang berbeda, berdekatan dengannya membuat tubuh ini sangat bereaksi di luar dugaanku.
"Whoaaa..."
"Om Mark bilang apaan deh? Gak denger gue"
"Budek lu, om Mark kayanya bakalan ngelanjutin adegan yang tadi tertunda"
"Eh beneran??"
"Tadi yang cuma gue tangkep ada kata-kata 'memasuki kamu pelan-pelan', apaan coba?"
"Mantabbb...!"
"Saya akan dengan senang hati memberikan tontonan gratis buat mereka" Ucapku dengan senyuman mengembang melihat ke arah jendela.
Mendengar perkataan para arwah-arwah itu seperti memberikan semangat padaku.
"Wuihhh.... lanjutkan om Mark!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Messenger
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 26/7/20 - 16/1/21