33. mbak din beruntung banget

5.4K 1K 217
                                    

Bangun tidur aja masih cakep begini, beneran deh om, kamu kapan jeleknya sih? 😆
Nb: mungkin pas lagi ngeden bin sembelit 😂😂

Diana POV

Pagi hari di apartemen Mark sangat hening, aku sengaja memasang alarm sepelan mungkin agar tidak menggangu Mark yang mungkin saja masih tidur di ruang TV.

Pria itu tidur di atas sofa yang ternyata bisa di jadikan tempat tidur.

Apartemen ini memiliki dua kamar tidur, kamar utama adalah yang sekarang aku tempati dan kamar tamu di sulap menjadi ruang kerja Mark.

Berasa bukan tamu, tetapi apa dong? Kekasih juga bukan, Mark memperlakukan aku istimewa tetapi aku bukan kekasihnya. Aku tidak tahu apa status hubungan kami saat ini.

Tadi malam setelah menyantap makan malam seadanya, kami berdua menonton film di ruang TV, aku duduk di atas sofa sedangkan Mark merebahkan kepalanya di pangkuanku.

Aku seharusnya sering-sering treadmill agar dapat melatih detakan jantung yang gampang berdebar.

Sepanjang menonton film kami berbincang, Mark lebih sering mengajukan pertanyaan seakan ingin mengenalku lebih banyak.

Mark tidak segalak kesan pertama yang aku dapat. Pria itu lumayan humoris, aku sangat senang mendengar suara tawa dan kekehannya yang khas.

Benar lagi katanya Julpah, pria galak kalau lagi sweet memang bikin meleleh. 

Semalam tidak terjadi apa-apa di antara kami, bukannya aku mengharapkan adanya sekali atau dua kali ciuman panas.

Aku bisa melihat kendali diri Mark yang sangat kuat, dia lebih sering melemparkan pertanyaan agar kami dapat melewati malam dengan hanya berbincang.

Kepalanya memang berada di pangkuanku, tetapi tangan Mark tidak bergerak mengusap atau mencari-cari cara agar dapat menyentuhku, mungkin karena baju tidurku sangat tertutup dari atas sampai bawah.

Bisa sih Mark langsung menurunkan celanaku karena hanya berpinggang karet, tetapi Mark tidak melakukan hal-hal erotis seperti yang aku takutkan.

Aku bercermin di kaca besar yang menempel di dinding dekat arah kamar mandi, sudah mandi, sudah berganti pakaian dan siap untuk berangkat kerja.

Tidak terdengar suara apa-apa dari luar kamar, apakah Mark masih tertidur?

Perlahan aku membuka kunci dan melongokkan leher keluar pintu, melihat sebelah kaki Mark yang berada di atas kepala sofa, pria itu masih tidur, rasanya sungkan membangunkannya.

Aku berjalan pelan ke arah dapur, mencari makanan yang bisa aku makan untuk sarapan, bernafas lega ketika melihat roti tawar kupas di atas meja bar yang tidak aku lihat semalam.

Apa Mark menyediakannya ketika semalam aku masuk kamar ya?

Aku membuka pintu lemari pendingin mencari selai, mataku melebar melihat isi lemari pendingin yang sangat penuh.

Ini sih ngalahin isian lemari pendingin di alpamart dan indomeret.
Ada jeruk kemasan botol plastik ukuran 5 liter 2 botol, jejeran air mineral kemasan botol, susu low fat kemasan dus, yogurt aneka rasa, wadah-wadah yang berisikan daun untuk salad.

Aku tidak menemukan minuman beralkohol, ternyata Mark hidupnya sehat.

Setelah menemukan selai yang aku cari, aku mengolesi roti dan langsung memanggangnya.

Sengaja membuat lebih untuk sarapan Mark, kedua tanganku penuh memegang piring berisikan roti dan gelas berisikan jus jeruk lalu melangkah ke ruang TV.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang