17. julpah mau ikut serta

6.2K 1.1K 259
                                    

Pose pasrah minta di melorotin 😆
Tapi bagi yg mau melorotin tulung cium ketek dulu 😄😄

Fabian POV

Sedari tadi aku berdecak dan duduk dengan gelisah menerima tatapan yang sudah sering aku terima semasa hidup dan aku terima kembali setelah kematianku.

"Mau sampe kapan kamu natapin Fabian kaya gitu, Jul?" Diana menggebrak meja yang kami tempati sehingga membuat Julpah terkaget.

Kami bertiga sekarang sedang berada di dalam apartemenku yang sampai sekarang belum dijual oleh Mark.

Kembaranku itu sepertinya tidak mau bersusah payah untuk menjual dan mendapatkan peninggalan harta dariku.

Entahlah, aku tidak bisa menebak jalan pikiran kembaranku itu.

Belum lagi soal kebenaran dirinya yang sepertinya tertarik pada Diana, hal itu sungguh mengejutkan aku.

Ok, aku dan Mark memang tidak sedekat sepasang kembaran normal lainnya dan jujur saja aku tidak mengetahui selera perempuan yang Mark sukai.

Tetapi kalau melihat caranya dia memandang Diana, aku bisa dengan jelas menyimpulkan kalau kembaranku itu tertarik pada Diana.

Dan dugaanku tidak meleset ketika melihat Mark secara terang-terangan memeluk Diana di depan kami.

Wow, jadi selera perempuan kembaranku itu seperti Diana?

Ok, aku akui kalau Diana memang cantik, wajahnya alami tidak tersentuh banyak make-up tidak seperti perempuan di depanku yang sudah berada di dunia lain ini.

"Apa kabarnya mister? Gak kangen sama saya? Kita udah lama gak ketemu loh" Sosok arwah bernama Julpah, sosok arwah yang harusnya aku hindari itu mengedip-ngedipkan matanya ke arahku, menyadarkan aku kalau ada makhluk halus genit yang selalu berusaha menarik perhatianku.

Sosok arwah ini memang lain dari pada yang lain, wujudnya tampak rapi dan bersih untuk ukuran arwah.

Rambutnya pendek berpotongan boob, dan wajahnya itu, baru kali ini aku melihat ada arwah yang memakai make-up lengkap.

Kalau di bandingkan antara Diana dan Julpah, mereka berdua sangat mencolok.

Sejak semalam, mental yang aku kumpulkan dan siapkan ternyata belum cukup untuk berhadapan dengan arwah genit ini.

Rasanya aku menyesali keputusanku menyetujui bertemu dengannya atas permintaan Diana.

Kemarin malam Diana hanya berkata kami harus bertemu dengan Julpah tanpa ada penjelasan yang panjang.

Saat itu padahal aku bertanya-tanya padanya, untuk apa menemui arwah genit yang mengaku-ngaku sebagai pacarku?

Dan seperti biasa Diana tidak menjawab sama halnya waktu aku bertanya padanya kenapa kami harus menemui Mark kala itu.

Waktu sudah banyak terbuang, hari berlalu tanpa adanya kemajuan berarti, aku tidak ingin di demo oleh para arwah lainnya karena terlalu lama menyita waktu Diana untuk memenuhi permintaanku.

"Tuhh gitu kan mister mah gak mau jawab pertanyaan saya, kenapa sih? Beneran gak kangen sama saya?" Julpah menarik kedua tanganku yang berada di atas meja secara terang-terangan.

Diana sampai melotot melihat tindakannya itu.

"Ini arwah kenapa genit banget sih" Ujar Diana sambil menepuk punggung tangan Julpah walaupun tidak mengenai tangan si pemilik karena Julpah bergerak lebih cepat dari Diana menarik tangannya sambil merengut.

"Kangen aku tuh mbak sama mister" Julpah kembali menarik tanganku dan meremasnya pelan.

Reflek aku menarik tangan dan menyembunyikannya di bawah meja dengan tubuh bergidik. Remasannya sangat vulgar, sentuhan maupun remasan tangan perempuan tidak bernyawa ini sangat mengandung arti kalau dia ingin mendapat balasan sentuhan lebih dariku.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang