Om mister celananya tulung di naikin lagi om, ko keadaannya beda jauh sama photo2 yg ono ya, di mari knp ga ada yg nongol 😆
Diana POV
Langkahku terhenti ketika melihat Mark yang sedang duduk di lobi sore harinya pada jam pulang kantor di gedung perkantoran kami.
Pria itu menunduk dan tidak memperdulikan tatapan dari para perempuan yang terlihat sampai menengok ke arahnya berulang kali. Entah di sadari olehnya atau tidak.
Mark memang tidak menanggapi perhatian berlebihan yang diberikan padanya dari para perempuan.
Contohnya waktu kami sedang menyantap makan siang pada jam istirahat tadi, aku menyadari banyak tatapan terpesona padanya tetapi Mark hanya terpaku padaku.
Dan sekarang ini, pria itu hanya menunduk menekuri handphonenya, tidak peduli kalau dirinya sekarang menjadi pusat perhatian kaum hawa.
"Wah-wah, pada gak inget sama yang namanya zina mata ya mereka"
Aku menoleh ke samping, Ika menatap lurus ke arah Mark tanpa berkedip.
"Kaya gue dong, ngeliatnya sekali sampe lama dan tanpa berkedip, itungannya kan jadi gak zina mata"
Aku terkekeh mendengar perkataannya.
"Kalian mau kemana? Bukannya tadi elu bilang Mark gak mau elu ngelanjutin permintaannya Fabian?"
Ika berkata-kata tetapi sekarang matanya beralih mengarah melihat ke arah perempuan-perempuan yang berjalan sambil melihat Mark secara terang-terangan.
"Pantesan aja Julpah sampe bingung ya mau pilih Mark atau Fabian, mereka berdua emang magnet para cewek-cewek"
Belum juga aku menjawab pertanyaannya yang pertama Ika melanjutkan perkataannya.
"Saingan kita banyak Din, bedanya kalo elu cuma makhluk yang bernafas nah gue makhluk udah gak bernafas plus genit pula" Lanjutnya lalu menoleh ke arahku.
"Elu beneran suka Fabian, Ka?" Tanyaku tidak percaya.
"Karena gue gak mau bersaing sama teman sendiri, jadi pertemanan kita gak hancur cuma gara-gara ngerebutin Mark, elu bisa tenang untuk itu" Ika menepuk lenganku layaknya dia mencoba memberi pengertian padaku lalu melihat ke arah Mark yang ternyata sudah mendongak dan melihat ke arah di mana aku dan Ika berdiri.
Aku kembali terkekeh mendengar perkataan Ika yg tumben sekali bijaksana.
Mark berdiri dari duduknya lalu berjalan pelan menghampiriku.
Terdengar nafas tercekat dan suara orang menelan ludah berkali-kali. Mataku melebar ketika melihat ke samping, karena aku pikir Ika lah yang melakukan itu.
"Dia kembarannya mister ya mbak Diana?" Tanya arwah yang pernah bertemu denganku di tangga darurat.
"Mesti ada arwah deh di sini ya, Din? Bulu ketek gue mendadak berdiri" Ika mengusap-usap kedua ketiaknya.
Aku mengangguk menanggapi Ika. Temanku itu langsung merapatkan tubuhnya padaku.
"Dan dia pasti temen mbak Diana yang namanya Ika, yang punya kemampuan bisa mendeteksi kehadiran arwah dari bulu keteknya ya?" Suara arwah yang lain terdengar, aku memutar tubuh dan mataku semakin melebar kaget karena melihat begitu banyak arwah yang berdiri di belakang aku dan Ika.
"Kalian ngapain di sini?" Tanyaku bingung.
"Aduh senyumannya" Suara arwah lain terdengar, mereka tidak menghiraukan pertanyaanku tetapi malah melihat ke satu sosok yang menarik perhatian mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Messenger
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 26/7/20 - 16/1/21