Klo kata nita, apa lu liat2 bapak lu jago silat 😅😂
Diana POV
"Diana"
Sudah berkali-kali Fabian memanggilku dan panggilannya itu aku abaikan.
"Mbak Din, di panggil yayang beb saya nyaut dong" Kali ini suara Julpah terdengar dengan genitnya.
"What is yayang beb?" Tanya Fabian dengan nada bingung.
"Panggilan sayang saya buat mister biar gak ketuker sama yang lain" Jawabnya dengan nada suara mendayu-dayu.
"What?" Nada suara Fabian jelas terdengar sarat antara bingung dan kesal.
Aku menghela nafas panjang sembari menutup kedua telinga memakai bantal, sudah 3 jam mereka berada di dalam kamar kostan ku dan tidak menunjukkan niat beranjak atau pun meninggalkan kamar ini.
"Diana" Kali ini suara Fabian teredam bantal.
Aku masih memunggungi mereka berbaring di atas ranjang.
Sejak menyetujui untuk membantu Fabian waktu pribadi yang aku punya memang berkurang banyak, bila di bandingkan dengan waktu yang aku punya sebelumnya sangatlah berbeda jauh.Dan lagi mereka dengan seenaknya bisa berada di dalam kamar tanpa seijinku, yang sudah pasti kehadiran Fabian membuat para penunggu kamarku menjadi riuh tak terkendali di luar sana.
Bukan hanya penunggu kamarku saja yang berebut ingin masuk dan melihat secara langsung Mark atau Fabian, penunggu-penunggu kamar yang lain pun tampak berkerubung.
Tidak Fabian, tidak Mark mereka berdua sukses membuat para perempuan yang masih bernafas dan sudah tidak bernafas berlomba-lomba mencari perhatian mereka berdua.
"Mbak dianaaa..." Kali ini Julpah memanggil.
"Brisik!!!" Bentakku sambil melempar bantal ke sembarang arah lalu duduk dan memutar tubuh menghadap mereka, keduanya berjengit kaget secara bersamaan.
"Kalian bisa tinggalin saya gak?"
"Tuh kan beb, percuma kita ke sini, mbak Diana lagi ngambek" Julpah melirik Fabian sekilas tidak perduli dengan ekspresi wajah kesal yang aku perlihatkan padanya.
"Bisa gak kamu manggil saya Fabian aja?" Pinta Fabian dengan wajah kesal.
"Yayang beb kenapa sih gak mau saya panggil begitu?"
"Karena saya gak mau" Sungut Fabian frustasi.
"Terus maunya di panggil apa?" Julpah mengerling genit pada Fabian yang semakin terlihat kesal.
Tanganku mengacak rambut lalu kembali berbaring, malas melihat keributan yang di sebabkan oleh mereka.
"Saya minta kalian pergi dari kamar ini, saya mau istirahat" Usirku lalu menarik bed cover sampai menutupi kepala.
Hening sejenak, lalu terdengar suara pintu terbuka dan menutup beberapa menit kemudian, keningku mengernyit.
"Kok mereka keluar lewat pintu?" Gumamku bingung masih di bawah selimut, ingin menyibak dan melirik keadaan di balik bed cover tetapi aku urungkan.
Ah bodolah, aku tidak mau ambil pusing, lebih baik tidur karena sudah waktunya istirahat, pekerjaan di kantor sudah sangat menyita otak karena akhir bulan, tadi saja aku sampai lembur dan keluar kantor jam 9 malam.
Lesakan tempat tidur membuat keningku kembali mengernyit, kok mereka punya beban berat badan? Ini Julpah atau Fabian?
"Diana" Terdengar suara lelaki yang aku tahu bukan milik Fabian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Messenger
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 26/7/20 - 16/1/21