Yg lagi mandangin kepergian diana, hayo lu om, anak org di bikin nangis, bapaknya panjang kumis, di cium bau amis 🤪🎵🎶
Yg tau lagu di atas, selamat, anda udah tua 😂😅Buat mak @mbok27iRaH happy milad ya makkk, semoga tambah cetar membahenol, i dedicated this pic special for you
Ada yg nonjol bukan benjol ada yg tegak bukan besi, halahhhh 🙈😅
EnjoyyyyDiana POV
"Muka kenapa itu muka? Dateng-dateng jelek bener"
Ika menyambutku dengan godaan.
"Bawa sarapan gak?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan setelah memasukkan ranselku yang penuh dengan pakaian semalam.
"Gak bawa, emang elu gak di kasih sarapan sama Mark?" Tanyanya sambil mendekat.
Kedua tanganku mengebrak meja walaupun tidak terlalu kencang.
"Jangan sebut nama itu ya, gue tadi udah sarapan, tapi karena emosi jadi laper lagi" Ucapku kesal.
Gimana gak kesal mendengar perkataan Mark seperti itu.
Aku bisa paham kenapa dia berkata demikian karena aku yang memulai mengatakan sudah berbuat apa-apa dengan mantan-mantanku.
Ya mungkin Mark salah paham mengartikannya, padahal apa yang sudah aku lakukan hanya sebatas ciuman saja.
Hanya CiPeTe, bukan Cipete nama daerah ya, tapi Ciuman Pegang Tete, udah itu aja, aku tidak pernah merasakan tonjolan keras yang tadi pagi baru aku rasakan untuk kali pertamanya.
Gila, bikin gila rasanya.
Lebih mendebarkan dari kali pertama melihat arwah berwujud menyeramkan yang menampakkan diri padaku.Dan aku berani sumpah, aku tidak pernah menghabiskan malam dengan para mantan-mantan.
Apakah semalam itu sudah masuk hitungan? Kalau sekarang Mark adalah mantanku juga?
Tadi pagi Mark mengatakan aku adalah kekasihnya tetapi belum ada hitungan setengah hari dan sekarang malah di buat kesal olehnya.
Rekor tercepat, jadian hanya setengah hari dan langsung berakhir.
"Emosi kenapa sih? Apa karena semalam gak di apa-apain sama Mark makanya jadi emosi?" Ika berusaha untuk mencairkan kekesalanku.
"Bodo ah, di bilangin jangan sebut nama itu lagi, gue mau ke pantry dulu" Kataku lalu berdiri setelah melirik pergelangan tangan, masih ada lima belas menit sebelum waktunya bekerja.
"Dih bikin bingung, kesambet penunggu apartemennya Mark lu ya" Ucapan Ika tidak aku hiraukan.
Kakiku malah melangkah ke arah lain begitu keluar ruangan.
Niat ingin membuat kopi aku urungkan. Aku melangkah ke ruang klinik.
"Loh kenapa Din? Sakit apa?" Tanya suster Nur begitu melihatku masuk ke dalam ruang klinik yang sangat terasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Messenger
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 26/7/20 - 16/1/21