9. lelaki, jodoh, kembaran

8K 1.2K 263
                                    

Tante pas nemu photo ini tetibanya lsg zoom buat mastiin itu celana bolong beneran ga 😅😆

Diana POV

Aku menghela nafas lalu membuang muka ke arah samping, menghindari tatapan tajam mata pemilik nama Fabian.

Ika mengusap kedua ketiak untuk kesekian kalinya.

"Beneran gak ada arwah di sini, Din? Boong lu ya, bulu ketek gue berdiri mulu nih dari tadi" Lagi-lagi Ika mengucapkan hal yang sama berulang kali untuk memastikan adanya kehadiran arwah di sekitar kami.

Kulirik Fabian yang tersenyum lebar padaku, arwah itu sekarang berdiri menyender tiang kubikel yang memisahkan antara kubikel aku dan Ika.

Aku mendengus, sudah berapa hari belakangan ini Fabian mengekor kemana pun aku pergi, untung pas aku ke kamar mandi dia tidak mengikutiku.

Kalau iya kan bahaya, masa tubuh polosku ini di lihat untuk kali pertamanya sama makhluk halus.

"Makanya mending elu cukur abis deh bulu ketek elu biar gak bikin elu tersiksa" Sahutku sambil menepis sosok Fabian yang menghalangi pandangan mataku ke arah Ika.

"Eh, siapa ya yang dari dulu ngelarang gue untuk gak nyukur bulu ketek ini untuk kepentingan pribadi sebagai alat pendeteksi arwah?" Tanyanya kesal.

Aku terkekeh.

"Wowww... Ika bisa menyadari adanya arwah di sekitarnya dari bulu keteknya?" Tanya Fabian dengan wajah terkagum-kagum.

Mataku nyaris memutar mendengar perkataan Fabian.
Arwah itu sekarang berjongkok di samping kursiku menatap Ika dengan pandangan takjub yang tidak di buat-buat.

Aku melirik ke arahnya sekilas, heran deh, bule ini kenapa senang banget berjongkok, padahal setahu aku kebanyakan dari orang asing tidak bisa melakukan jongkok seperti yang biasa orang asia lakukan.

Denger-denger sih karena mereka memiliki kaki yang lebih panjang, saat mereka mencoba untuk berjongkok, mereka malah kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh.

Yang bikin heran arwah bule satu ini, padahal dia memiliki kaki yang panjangnya minta ampun, memang sih cara berjongkoknya beda dari cara orang asia pada umumnya, Fabian berjongkok dengan cara tumit tidak menempel di atas lantai.

"Elu yakin mau cukur bulu ketek elu? Tapi ada Konsekuensinya, Ka" Kataku pelan mengalihkan pandangan ke arah Ika menyudahi pengamatanku pada Fabian.

"Ha? Konsekuensi apaan?" Tanyanya bingung.

"Kalo elu cukur bulu ketek dan selama bulu ketek elu belum numbuh, elu bisa liat arwah" Kataku dengan nada di dramatisir.

"EMANG IYA?" Ika dan Fabian bertanya bersamaan.

Aku menahan kekehan yang nyaris keluar melihat mereka berdua nyaris memperlihatkan ekspresi yang sama.

Tidak, sebenarnya aku hanya menakuti Ika saja, dia tidak mempunyai kemampuan seperti itu.

Ika manusia normal, bulu keteknya pun normal, hanya saja memang sedikit aneh setiap kali ada arwah di sekitar kami, bulu ketek miliknya berdiri alih-alih bulu kuduknya yang berdiri.

"Beneran Din?" Tanyanya dengan raut wajah ngeri.

Fabian melihat ke arahku juga seperti menunggu jawabanku.

"Iya" Jawabku singkat.

"Boong lu ah, terus kenapa waktu kecil gue gak ngeliat arwah? Kan bulu keteknya belum numbuh?" Tanyanya kemudian dengan menggeser kursinya lebih mendekat sehingga nyaris menubruk Fabian yang masih berjongkok.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang