Fabian: "Heyyy julpah pergilah kau dengan tenang, jgn ganggu eike lagi"(eh knp jadi eike? 😅)
Diana POV
Mataku perlahan terbuka lalu tersenyum mendapati Mark yang masih terlelap dengan satu tangan melingkar di pinggangku.
Kami menghabiskan malam penuh gairah sampai pangkal pahaku terasa perih.
Aku mengernyit merasakan nyeri di bawah sana ketika bergerak untuk memposisikan tubuh berbaring telentang.
Tangan Mark menarik tubuhku merapat padanya, lagi-lagi aku merasakan kulit telanjang kami bersentuhan di bawah bed cover.
Masih belum terbiasa, seluruh badan ini rasanya langsung lemas seketika.
"Mau kemana?" Tanyanya dengan mata masih terpejam.
"Udah pagi, kamu mau sarapan apa?" Aku balik bertanya, teringat kalau saat ini aku mempunyai kewajiban menjadi istri yang harus melayani segala kebutuhan suami.
"Sarapan kamu aja" Tubuh Mark mendekat lalu menciumi leher sehingga membuat tubuhku meremang.
"Ya ampun, masih kuat? Semalam lebih dari... lima kalau... gak salah..." Aku mencoba mengingat berapa kali kami bergumul semalam.
Rasa khawatir kalau masih ada arwah yang berkumpul akhirnya bisa aku hilangkan karena memang tidak mendengar suara gaduh yang biasa aku dengar.
Memang masih ada perasaan curiga dan ragu, apakah mereka benar-benar pergi meninggalkan kami? Karena kalau balik lagi mengingat mereka yang sampai berdesakan di kamar ini ingin melihat secara langsung pergumulan antara aku dan Mark, rasanya aneh kalau mereka pergi meninggalkan kami begitu saja.
"Aku masakin kamu sesuatu dulu ya" Kataku lalu mencoba melepaskan diri dari gelungan rapat lengannya.
Awalnya Mark tidak bergerak tetapi akhirnya dia melepaskan aku untuk mencoba berdiri.
"Ugh.." Ringisku ketika berdiri dan melangkah.
"Kenapa?" Tanya Mark panik lalu dia duduk di tepian ranjang.
Mark tidak perduli dengan tubuh telanjangnya, aku menunduk, kenapa malah jadi aku yang malu?
"Feel sore eh?" Tanyanya lagi lalu mengusap pangkal pahaku.
Suamiku itu mendongak setelah memeriksa pangkal pahaku dengan santainya, padahal dada ini berdegup kencang, masih malu dan belum terbiasa.Aku yang sedang memakai bathrobe hanya bisa mengangguk menanggapinya.
"Udah berbaring lagi, aku ambil handuk pakai es ya, di kompres buat redain nyerinya" Mark menarik lenganku lembut untuk kembali duduk.
"Gak usah, aku berendam air hangat aja" Kataku sambil tersenyum.
"Sama aku ya" Mark mengerlingkan sebelah matanya.
"Yang ada nanti malah kita main lagi di bathtub" Aku merengut, sangsi karena melihat intinya yang tidak tahu malu itu perlahan mengeras.
"Dia memang begini, kalau pagi pasti akan selalu minta perhatian" Mark memperlihatkan cengiran lebar sambil menunjuk intinya yang sudah tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Messenger
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 26/7/20 - 16/1/21