11. lah, dia pingsan

7.1K 1.3K 296
                                    

Caem lahhh 😍
Nama kamu siapa deh? Oh iya mark, baiklah, akan selalu tante ingat dan akan tante ukir di dlm ❤️
Buahahaha 😅😆

Mark POV

Aku mengamati sosok perempuan yang masih berdiri di depan teralis besi dari balik jendela, perempuan itu tidak beranjak pergi padahal aku sudah mengusirnya beberapa menit yang lalu.

Perempuan berambut panjang yang berpakaian kasual itu tampak sedang bercakap-cakap dengan seseorang, tangannya sedari tadi bergerak-gerak bebas di udara seperti menjelaskan sesuatu.

Mataku memicing melihat ke arahnya, indera penglihatanku ini jelas tidak melihatnya memegang handphone, di kedua telinganya pun tidak tampak earphone maupun AirPods yang tersemat.

Alisku bertaut melihat mulutnya yang mengatup rapat tangannya bersedekap lalu perempuan itu tampak berkata-kata lagi tak lama kemudian.

Dengan siapa dia berbicara? Dia terlihat seperti sedang berdebat dengan seseorang.

"Fabian sialan!" Runtukku setelah menghembuskan nafas kesal.

"Kali ini malah perempuan gila" Lanjutku lagi.

Tubuhku berbalik dan melangkah menuju dapur hendak mengambil minum, sebelum tangan ini meraih gagang pintu lemari pendingin, untuk keempat kalinya suara bel kembali terdengar.

Jari-jari tanganku mengacak rambut belakang dengan kesal lalu melanjutkan kembali niat untuk mengalirkan air ke dalam tenggorokan, berusaha bersikap tenang tidak mengindahkan suara bel barusan.

Setelah meneguk air dingin dengan tegukan besar langsung dari botol, aku menutup pintu lemari pendingin dan berjalan melangkah ke arah ruang kecil di sebelah kamarku yang berfungsi sebagai ruang kerja.

Telingaku mendengar suara dari arah ruang TV, kedua telapak tanganku mengusap wajah karena melihat layar TV menyala dengan sendirinya setelah aku memanjangkan leher untuk melongok ke arah ruang TV.

Pemandangan biasa. Sejak menempati apartemen ini tiga tahun yang lalu, aku memang sering mendapati hal-hal aneh.

Untungnya aku bukan tipe penakut, kalau iya, sudah pasti aku akan menjual unit ini dan mencari apartemen lain karena sering kali aku melihat sosok yang merangkak melintas dari arah dapur ke ruang TV.
Dan apabila aku berjalan ke arah ruang TV sosok perempuan merangkak itu menghilang.

Kenapa aku bisa menyimpulkan kalau sosok itu adalah hantu perempuan? Karena sosok yang suka merangkak itu memiliki rambut panjang kurang lebih sepinggang walaupun aku tidak pernah melihat wajahnya. Tetapi bisa aku pastikan kalau sosok itu adalah perempuan karena sangat tidak mungkin ada hantu laki-laki berambut panjang, benar tidak?

"Mark" Terdengar suara perempuan dari depan memanggil namaku.

Aku menajamkan pendengaranku, siapa yang memanggilku? Perempuan itu tahu namaku? Dia masih di sini?

"Mark" Suara perempuan itu kembali terdengar.

Benar, perempuan itu memanggilku. Kok dia bisa tahu namaku? Aku kembali melangkah menuju pintu tetapi tidak langsung membukanya.

"Dia gak keluar, ya udahlah kita pulang aja" Kata perempuan itu dengan wajah menghadap ke samping, walaupun posisinya begitu aku masih bisa melihat wajahnya kelihatan  kecewa.

"Mbak yang tadi juga gak keluar lagi, terus saya harus gimana?" Perempuan itu kembali bersuara setelah terdiam beberapa saat. Matanya melebar lalu menunduk lesu.

"Mbak?" Gumamku bingung, siapa 'mbak' yang dia maksud? Hanya aku sendiri yang menempati apartemen ini.

"Kamu sendiri dengar perkataan dia kan?" Tanyanya setelah mendongak.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang