21. so sweet

6.2K 1.1K 245
                                    

Maafkan tante krn menyensor di tempat yg pas, klo ga di sensor tante bakalan dpt kiriman surat cinta dari watty utk kesekian kalinya 🤭😆
Ngomong2 muka bulan gelap begitu jadi kebayang muka si penunggu klinik 😂
Yg masih mau liat photo2nya bisa lsg DM di IG tante @tantelane80 ga musti follow, lsg DM aja

Diana POV

"Din, hape lu bunyi mulu dari tadi tuh" Kata Ika melaporkan ketika aku baru kembali dari meeting harian lalu ke toilet dan mampir ke pantry untuk mengisi ulang tempat air minumku karena air galon di ruangan kami kosong.

"30 menit panggilan gak terjawab kayanya lebih dari 100 kali tuh, siapa sih yang nelpon? Orang yang sama apa beda-beda?" Tanyanya kemudian setelah menggeser kursinya mendekat.

Aku meraih handphone lalu membuka password dan melihat panggilan tidak terjawab sebanyak 73 kali dari Mark.

Wow...menakjubkan, batinku dengan pandangan takjub memandangi layar handphone.

Ada apa gerangan yang terjadi sampai dia menelponku sebanyak ini?

Apakah Mark menanyakan kabarku hari ini baik-baik saja dan tidur nyenyak setelah menerima pelukannya?

"Siapa yang nelpon Din? Klien arwah? Emang mereka punya handphone? Eh ngisi pulsanya di mana ya?" Tanya Ika sambil melongokkan lehernya lebih panjang agar dapat melihat layar handphoneku.

"Ngaco deh lu Ka, masa iya arwah punya handphone" Jawabku lalu duduk.

Aku meletakkan kembali handphone ke atas meja dengan posisi layar di bawah, bukannya segera menelpon Mark balik tetapi aku malah memegang dada yang mendadak berdetak tidak karuan.

Wajah ini terasa panas karena teringat kejadian semalam, sangking senangnya mendapatkan pelukan hangat dari Mark aku sampai tidak bisa memejamkan mata selama dua jam padahal badan ini sudah berasa lelah dan aku seharusnya mengistirahatkan tubuhku agar esok hari tidak mengantuk ataupun kecapean karena kurang istirahat.

"Muka kenapa jadi merah gitu deh?"

Pertanyaan Ika menyadarkan aku, dengan cepat aku merapatkan tubuh ke meja sambil mengusap-usap wajah agar menetralkan suhunya menjadi normal.

Tidak berhasil, yang ada aku malah membayangkan seperti apa ekspresi wajah Mark ketika hidungnya menggesek relung leherku.

Tanganku reflek mengusap leher yang semalam bergesekan dengan hidung mancung milik Mark.

Mataku terpejam, mengingat-ngingat lagi semalam itu hidung atau bibirnya yang menempel ya? Atau dua-duanya?

Ya ampunnn, muka gue makin panassss, batinku lalu menutup wajah dengan posisi kedua tangan melipat di atas meja sebagai tumpuan.

"Ketempelan penunggu toilet lu Din? Kelakuan elu aneh deh abis dari sana" Ika bergidik lalu menggeser kursinya kembali ke tempatnya.

Aku tidak memperdulikan perkataan Ika, jangan sampai Ika tahu kejadian semalam.

Bisa-bisa dia melaporkan aku pada ibu kost kalau menerima tamu pria malam-malam.

Punggungku menegak setelah merasa wajah ini kembali ke suhu normal.

"Di toilet aman, penunggunya mantan cleaning service jadi kerjaannya gak cuma nungguin toilet" Kataku mencoba mengimprovisasi.

"Dia fokus ngelapin kaca sama ngepel mulu tiap kali gue ke sana dan yang pasti dia gak rusuh ngegangguin kita kaya si Julpah" Aku melongok melewati batas kubikel kami, mencari tahu reaksi Ika akan pengalihan pikiranku terhadap efek pelukan Mark.

Ika menoleh ke arahku.

"Kalo bukan ketempelan terus kenapa kelakuan elu aneh gitu?" Tanyanya.

Aku meringis menanggapinya, yahh... dia balik lagi ke topik pemikiranku.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang